Bandung, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah
Jawa Barat menyatakan selama
Operasi Ketupat Lodaya 2020 ada 91.918 kendaraan yang diputarbalikkan terkait kebijakan
larangan mudik. Operasi tersebut berlangsung selama 32 hari terhitung mulai 24 April hingga 25 Mei 2020.
Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Saptono Erlangga mengatakan, dari jumlah tersebut, sebanyak 54.810 di antaranya adalah kendaraan roda dua.
"Untuk kendaraan roda empat sebanyak 34.128 unit, dan bus sebanyak 2.980 unit," tutur Saptono, Rabu (3/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, jumlah larangan balik atau kendaraan yang dikembalikan selama empat hari dari 26 Mei-30 Mei sebanyak 26.934 unit. Dengan rincian kendaraan roda dua sebanyak 8.257 unit, roda empat 18.245 unit, dan bus sebanyak 432 unit.
"Jumlah tindakan penyekatan pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terhadap travel umum, travel gelap, dan mobil barang periode 3-30 Mei 2020 adalah sebanyak 194 unit. Rinciannya, travel umum enam unit, travel gelap 185 unit, dan mobil barang tiga unit," ujar Saptono.
Dia menjelaskan, kegiatan Operasi Ketupat Lodaya 2020 Polda Jabar dari 24 April 2020 hingga 30 Mei 2020 bertujuan dalam rangka pengamanan Idulfitri 1441 Hijriah sekaligus pencegahan penyebaran virus corona di wilayah hukum Polda Jabar.
Dibandingkan dengan hasil kegiatan Operasi Ketupat Lodaya tahun 2019, Saptono mengatakan tindakan penilangan turun seratus persen.
"Tilang pada Operasi Ketupat Lodaya 2019 sebanyak 77.053 kali. Sedangkan, pada 2020 yaitu nihil alias turun 100 persen," ujarnya.
Adapun teguran pada operasi 2019 sebanyak 35.593 kali. Namun pada 2020 naik menjadi 90.322 kali atau 154 persen.
Sementara kejadian laka lantas pada tahun ini sebanyak 389 kejadian atau ada penurunan 388 kejadian (50 persen) dari tahun lalu. Korban meninggal dunia pada tahun lalu sebanyak 351 orang atau menurun sebesar 74 persen dibanding tahun ini.
"Korban luka berat 2019 sebanyak 93 orang dan 2020 sebanyak 92 orang atau ada penurunan 1 orang (1 persen). Korban luka ringan tahun tahun lalu sebanyak 811 orang dan 2020 sebanyak 433 orang (penurunan 47 persen)," ungkapnya.
Adapun kerugian materil tahun lalu sebanyak 1.521.550.000. Sedangkan, tahun ini sebanyak 567.250.000 atau ada penurunan sebesar 63 persen.
Belasan ribu kendaraan gagal keluar SumbarSementara itu, sebanyak 16.604 kendaraan yang mencoba keluar Sumatra Barat (Sumbar) digagalkan oleh petugas gabungan di perbatasan. Kepala Bidang Humas Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan mayoritas kendaraan merupakan kendaraan arus balik Idulfitri.
Bayu menyebutkan bahwa 16.604 kendaraan itu dihitung dari 3 Mei hingga 1 Juni. Kendaraan tersebut terdiri atas 886 kendaraan umum, 6.512 kendaraan pribadi, dan 9.226 kendaraan roda dua. Sementara itu, penumpang yang dilarang keluar Sumbar berjumlah 28.580 orang.
"Itu. Salah satu kegiatan yang kami lakukan sekarang adalah mencegah arus balik setelah Idulfitri," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (3/6).
Adapun kendaraan yang mencoba masuk Sumbar dan disuruh putar balik, kata Bayu, berjumlah 116.740 kendaraan. 116.740 kendaraan itu terdiri atas 87.149 kendaraan umum, 12.182 kendaraan pribadi, dan 17.409 kendaraan roda dua. Adapun jumlah penumpang yang dilarang masuk Sumbar sebanyak 55.387 orang.
"Hampir semuanya kendaraan mudik," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa petugas melarang kendaraan masuk Sumbar berdasarkan Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Mudik Idulfitri 1441 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Dalam peraturan itu, semua kendaraan dilarang masuk dan keluar dari daerah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Seperti diketahui, PSBB di Sumbar diperpanjang hingga 7 Juni.
(hyg/adb/osc)
[Gambas:Video CNN]