Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga pelaku sindikat perdagangan orang
(human trafficking) dengan korban 2 Anak Buah Kapal (ABK) Berbendera Cina diringkus aparat Polda Kepri. Para pelaku masing-masing sebagai perekrut, pembuat dokumen dan penghubung yang berkoordinasi dengan agensi di Singapura.
Identitas para pelaku diungkap dalam konferensi pers di Mapolda Kepri, Senin (15/6) siang. Tiga tersangka yakni Hery Agustono, Udin, dan M Hasbar Yasir alias Daeng.
Kasus perdagangan orang bermula dari proses penyelidikan yang ketika 2 ABK kapal Cina yang merupakan WNI yakni Reynalfi dan Andri Juniansyah melompat ke laut di Perairan Karimun, Kepri pada 7 Juni lalu.
Dari hasil pemeriksaan terhadap korban, diperoleh informasi adanya beberapa tersangka yang berada di Jakarta dan Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para tersangka diamankan sepanjang 11 hingga 13 Juni di lokasi berbeda," kata Kabid Humas Polda Kepri Kombes Harry Goldenhardt.
Harry menjelaskan, para pelaku menggunakan modus janji dipekerjakan sebagai buruh pabrik di Korea dengan gaji sebesar Rp25 juta hingga Rp50 juta. Namun faktanya, mereka dipekerjakan sebagai ABK di kapal ikan berbendera Cina.
"Beberapa bulan bekerja, korban tidak pernah mendapatkan upah dan mereka juga mendapat pelakuan kasar dari kru kapal," kata Harry.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri, Arie Dharmanto mengatakan selain tiga tersangka yang telah diamankan, juga terdapat 4 tersangka lain yang sudah diamankan di Polres Jakarta Utara. Setiap tersangka, kata dia, memiliki peran yang berbeda-beda.
"Ketiga tersangka yang kita amankan ini yang langsung merekrut dua korban yang terjun ke perairan Tanjungbalai Karimun, Kepri ini," kata Arie.
Para pelaku meraup keuntungan hingga Rp10 juta untuk tiap korban. Dalam setiap pengurusan dokumen keberangkatan, para tersangka bekerja sama dengan 4 tersangka lain yang sudah diamankan jajaran Polres Jakarta Utara yakni tersangka DT, RAS, ST dan SY.
"Ini kasus menjadi sorotan dunia internasional dan tidak menutup kemungkinan kita akan melibatkan interpol guna menangkap pelaku lainnya termasuk WNA," kata Arie.
(ain/dek/ain)
[Gambas:Video CNN]