Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menilai rapid test dan swab test dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 berguna untuk melakukan deteksi dini virus corona di dalam tubuh seseorang.
Hal itu Doni sampaikan merespons tuntutan aksi masyarakat Bali yang tergabung dalam Masyarakat Nusantara Sehat (MANUSA) yang menolak rapid dan swab test. Aksi tersebut juga diikuti drummer SID, Jerinx.
"Bahwa PCR tes dan rapid test adalah satu langkah untuk screening, untuk bisa mengetahui seseorang menderita covid atau seorang itu memiliki virus covid di dalam dirinya apa belum," kata Doni dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Kabinet, Senin (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni mengaku sudah berkoordinasi dengan pelbagai tokoh masyarakat di Bali terkait adanya aksi massa tersebut. Ia menyarankan pihak yang menolak penggunaan rapid dan swab test corona segera dipanggil untuk diberikan penjelasan lebih lanjut.
"Jadi mereka yang sejauh ini masih menentang penggunaan rapid maupun swab tes hendaknya dipanggil, hendaknya diberi penjelasan," ujarnya.
Doni lantas menyoroti banyaknya status positif Covid-19 tanpa gejala. Ia memandang orang tanpa gejala (OTG) justru sangat membahayakan karena berpotensi menularkan kepada orang lain dan keluarganya di rumah.
"Kalau seandainya seorang muda punya mobilitas tinggi dan tinggal di rumah bersama keluarga rentan, sangat mungkin keluarga tertular," katanya.
Menurut jenderal bintang tiga itu, perlu peningkatan kesadaran publik terkait pencegahan dan penanganan corona. Upaya itu, kata dia, harus dijalankan secara simultan dan tak boleh berhenti hingga aman dari penularan virus corona.
Sebelumnya, masyarakat Bali yang tergabung MANUSA yang terdiri dari Komunitas Bali Tolak Rapid dan Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali menggelar demonstrasi di seputaran Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Denpasar, Minggu (26/7).
Aksi tersebut juga diikuti drummer SID, Jerinx. Dalam akun Instragam, Jerinx membagikan foto dirinya mengikuti aksi tersebut. Ia mengenakan kaos berwarna hitam bertuliskan 'I Believe In Siti Fadilah'.
Korlap aksi yang mengatasnamakan MANUSA, Made Krisna Dinata mengatakan aksi tersebut bertujuan untuk memberi edukasi bahwa rapid dan swab test tak bisa mendeteksi virus corona.
Ia menyatakan kebijakan Pemprov Bali yang mewajibkan hasil rapid dan swab test sebagai syarat administrasi sertifikasi new normal serta syarat perjalanan dinilai merupakan bentuk bisnis yang berkedok kesehatan.
"Ada beberapa dokter, ahli maupun rumah sakit yang menjelaskan bahwa rapid dan swab test tidak berguna dan tidak bisa dijadikan untuk mendeteksi virus (Covid-19)," ujar Krisna.
Hingga kemarin, Minggu (26/7), kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 98.778 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 56.655 orang dinyatakan sembuh, dan 4.781 orang meninggal dunia.
(rzr/fra)