Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan kenangannya saat mengirim selembar kain batik khas Betawi kepada mantan Wali Kota Seoul, Park Won-soon. Namun, batik tersebut belum sempat digunakan Park, karena Park ditemukan meninggal dunia pada Juli lalu.
Lewat akun Instagram @aniesbaswedan, Anies mengaku memberi batik itu sebagai bentuk balas jasa atas bantuan Park yang menghibahkan alat tes RT-PCR saat virus corona (Covid-19) mulai melanda Jakarta.
"Pada Dubes Korsel saya titipkan sepucuk surat dan selembar kain batik Betawi untuk Mayor Park. Surat itu telah sampai pada Mayor Park, tapi batik betawi itu belum sempat dipakainya karena Mayor Park ditemukan wafat 3 minggu kemudian," kata Anies dalam unggahannya, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menceritakan, pada awal wabah merebak di Jakarta, Pemprov DKI mencari segala macam cara untuk bisa meningkatkan kapasitas tes. Masalah saat itu adalah ketersediaan alat RT-PCR amat langka.
Ia kemudian memutuskan untuk mengirimkan surat ke kota-kota maju dunia yang menjadi sahabat Jakarta. Dalam surat disampaikan bahwa Jakarta berencana meminjam alat RT-PCR selama masa pandemi ini dan akan dikembalikan setelah pandemi usai.
Menurut Anies, mayoritas wali kota yang dikirimi surat menjawab bahwa mereka juga sedang mengalami masalah yang sama. Saat itu tidak ada satupun kota di dunia manapun siap menghadapi pandemi ini.
"Tapi beberapa merespons positif dan siap membantu. Ada satu yang unik, yatu Mayor Park Woon Soon, Walikota Seoul. Mayor Park adalah seorang sahabat baik. Kita sering berinteraksi dalam berbagai kesempatan," ungkapnya.
Menurut Anies, Park saat itu mengirim pesan bahwa lebih mudah untuk menghibahkan RT-PCR daripada meminjamkan. Kemudian, tidak lama berselang, mesin RT-PCR dari Seoul tiba di Jakarta.
Saat itu mesin diantarkan oleh Dubes Korea Selatan ke Balaikota. Menurut dia, alat ini mampu memproses hingga 900 sampel/hari.
Menurut Anies, Park berjasa dalam membantu Jakarta menangani wabah Covid-19. Menurut dia, ribuan tes yang dilakukan di Jakarta, ada jejak jasa Park dan persahabatan dua kota.
"Interaksi yang selama ini dibangun di tataran global itu mengantarkan pada persahabatan dan jejaring internasional. Sejalan pesan konstitusional kita, "ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial." kata dia.
"Dan dalam situasi krisis, seperti saat pandemi ini, pertemanan dan persahabatan itu menemukan pembuktiannya. Itulah yang kita semua ikut rasakan," lanjut Anies.
Seperti diketahui, pada Juli lalu Park sempat dilaporkan hilang. Namun, setelah itu Park ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di daerah utara ibu kota Korea Selatan itu.
Sebelum menghilang dan ditemukan meninggal, Park dilaporkan oleh mantan pegawai di Balai Kota Seoul ke polisi dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual. Kasus itu lantas diliput oleh stasiun televisi setempat dan ditayangkan beberapa saat sebelum Park menghilang.