Sekolah di Kabupaten Seluma, Bengkulu, masih dibuka meskipun sudah berubah status dari zona hijau menjadi zona oranye. Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Seluma, Nihan, mengaku bingung karena minim informasi dari otoritas terkait.
Sebelumnya, sekolah tersebut melakukan pembelajaran tatap muka karena berada di zona hijau. Pada Senin (10/8), ia mendapat kabar dari masyarakat bahwa wilayahnya sudah masuk zona merah.
"Menurut berita-berita di masyarakat dan di koran, wilayah ini sudah merah katanya. Tapi kan harus ada pernyataan resmi dari pejabat yang berwenang kan?" ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mendapat kabar tersebut, Nihan langsung berkomunikasi dengan Satuan Tugas Covid-19 di Kabupaten Seluma. Pihaknya ingin meminta surat keterangan resmi dan tertulis terkait perubahan zona agar bisa segera meliburkan sekolah.
Namun, hingga kini permintaan tersebut belum dibalas. Pejabat pada Satuan Tugas Covid-19, katanya, hanya mengatakan secara lisan bahwa Kabupaten Seluma tidak lagi zona hijau.
"Kami menghadap ke sekretaris (Satuan Tugas Covid-19), katanya belum ada pernyataan resmi. Tapi secara fakta itu sudah zona merah katanya. Karena korban sudah ada," ceritanya.
Ia mengatakan pihaknya tidak bisa meliburkan sekolah begitu saja tanpa kepastian dari pemerintah daerah. Ini agar mereka bisa menjelaskan ke orang tua bahwa menutup sekolah adalah keputusan resmi dan didukung pemerintah daerah.
![]() |
Nihan mengatakan kebanyakan sekolah di Seluma juga masih melakukan pembelajaran tatap muka. Hanya ada dua sekolah yang sudah meliburkan kegiatan belajar.
"Ada dua sekolah yang tidak buka. Itu karena ada siswa yang orang tuanya meninggal karena Covid," katanya.
Meski demikian, setelah mendapat kabar perubahan zona, pihaknya meniadakan waktu istirahat di sekolah. Siswa kini datang pukul 07.30 WIB dan pulang tepat 11.30 WIB.
Selain itu, jumlah siswa per kelas juga dipangkas menjadi 16 orang; kegiatan belajar dibagi per minggu, dimana setengah siswa belajar tatap muka dan sisanya belajar daring.
CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Seluma terkait hal ini namun belum mendapat jawaban.
Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com, peta resiko pada situs covid19.go.id menyatakan Kabupaten Seluma berstatus zona oranye atau risiko sedang.
Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sempat menyinggung pembagian zona tidak bisa dijadikan satu-satunya pertimbangan pembukaan sekolah.
"Zonasi risiko daerah bersifat dinamis setiap pekan bisa saja berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk," kata dia, lewat sambungan telepon, Senin (10/8).
"Maka dari itu, saat pelaksanaan harus diperhatikan secara menyeluruh, tidak hanya zonasi," lanjutnya.
Sejak mengumumkan kebijakan pembukaan sekolah di zona hijau, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan belajar tatap muka harus ditutup kembali jika ada perubahan risiko di wilayah terkait.
Epidemiolog Pandu Riono sebelumnya menyebut pendekatan risiko Covid-19 berdasarkan wilayah atau zona menyesatkan. Menurutnya, persoalan risiko lebih tergantung pada pergerakan orang, bukan wilayah.
Sebab, zona hanya persoalan alamat tinggal pasien positif Covid-19. Sementara, kasus itu bisa saja tertular di tempat lain.
Terlebih, kata Pandu dalam akun Twitter-nya, persoalan zonasi bisa direkayasa dengan tak melakukan tes corona. Tujuannya, promosi wisata hingga melancarkan pilkada.
(fey/arh)