Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dr Windhu Purnomo menyebut ada potensi Surabaya bisa kembali menjadi zona merah Covid-19 karena faktor daerah yang berdekatan, yakni Sidoarjo.
Per Rabu (13/8), dua daerah di Surabaya Raya telah berganti menjadi zona oranyecCorona, yakni Surabaya dan Gresik. Namun, Sidoarjo kembali merah setelah sempat jingga pada 13-19 Juli.
"Sidoarjo masih merah. Jangan sampai Surabaya yang sudah dilunturi Sidoarjo dan bisa jadi merah lagi. Surabaya dua minggu terakhir ini stabil di oranye. Gresik juga oranye," kata Windhu, Rabu (12/8) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dipaparkan Windhu saat Expose Publik tentang Survey Pencegahan dan Pengendalian Pandemi Covid-19 Surabaya Raya di Taman Surya Balai Kota Surabaya.
Acara ini dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kapolda Jatim Irjen Fadil Imran, Pangdam V/Brawijaya Mayjen Widodo Iryansyah, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, dan sejumlah pimpinan daerah di wilayah Jatim lainya.
Lebih lanjut, penanganan Covid-19 di Jatim juga menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hal itu dilihat dari berhasil ditekannya laju attack rate.
"Berdasarkan attack rate atau infeksi per 100.000 populasi, Jakarta memiliki attack rate tertinggi nasional, yakni 235,5. Sedangkan, Jatim sebenarnya urutan ke-12 dengan attack rate 61,4, yang artinya kurang lebih seperempat dari Jakarta," ujarnya.
![]() |
Kesembuhan di Jatim, kata Windhu juga cukup tinggi, per 11 Agustus kesembuhan Jatim 71,9 persen, telah melebihi persentase kesembuhan nasional 64,7 persen dan global 64,2 persen.
Tak hanya itu, masalah Rumah Sakit di Jatim yang sempat overload, kini sudah teratasi dengan cukup baik. Meski demikian, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera ditangani yakni angka kematian Jatim masih cukup tinggi.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan bakal terus menjalankan disiplin protokol kesehatan di berbagai sektor meski telah berstatus zona oranye.
Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, pihaknya bersyukur atas zonasi itu. Namun, apapun kondisi Surabaya, kata dia bakal terus menjalankan disiplin protokol kesehatan.
"Terkait itu [zonasi] kan kewenangan dari BNPB pusat. Tapi yang jelas kita patut bersyukur bahwa Surabaya menjadi lebih baik sekarang terkait penanganan pandemi Covid-19 dan penularan sudah mulai terkendali," kata Febri.
Ia mengatakan, perubahan status zonasi dari merah menjadi oranye, tak akan membuat Pemkot Surabaya melakukan pelonggaran pengawasan protokol kesehatan.
"Bukan berarti dengan adanya perubahan status tersebut membuat Pemkot Surabaya melonggarkan, tidak," katanya.
Pemkot Surabaya akan makin masif melakukan sosialisasi protokol kesehatan. Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama ini juga secara langsung turun ke kampung-kampung. Hal itu, dinilainya bisa membuat penularan kasus Covid-19 di Surabaya terkendali.
![]() |
"Alhamdulillah, dengan dilakukan penerapan sanksi kemudian pendisiplinan protokol kesehatan baik di perusahaan, mal, pasar, maupun penambahan swab di tempat-tempat yang banyak kerumunan menghasilkan bahwa Surabaya bisa terkendali seperti sekarang," kata dia.
(frd/arh)