98 Persen Kampus PJJ Daring, Kemdikbud Klaim Mahasiswa Siap

CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2020 02:15 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Nizam mengatakan 98 persen perguruan tinggi di seluruh Indonesia sudah melakukan pembelajaran daring.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Nizam mengatakan 98 persen perguruan tinggi di seluruh Indonesia sudah melakukan pembelajaran daring.Ilustrasi. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam mengatakan 98 persen perguruan tinggi di seluruh Indonesia sudah melakukan pembelajaran daring.

"Kami melakukan survei di akhir Maret dengan responden cukup banyak, dari Sabang sampai Merauke, mahasiswa tahun pertama sampai akhir. Hasilnya 98 persen perguruan tinggi sudah melakukan pembelajaran daring," ungkapnya melalui konferensi video, Rabu (2/9).

Survei dilakukan pihak Kemendikbud terhadap 237.193 responden dari total jumlah mahasiswa di Indonesia yang mencapai 8.325.013 mahasiswa berdasarkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PPDikti).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nizam menjabarkan survei menemukan mayoritas mahasiswa yang belajar daring menggunakan HP sebagai alat belajar, yakni 68,71 persen responden. Kemudian 72,7 persen responden menggunakan HP untuk akses koneksi internet.

Survei mendapati proses belajar dilakukan dengan berbagai metode. Diantaranya secara interaksi langsung menggunakan konferensi video, yakni sebanyak 20,11 persen dari responden.

Kemudian secara interaksi tidak langsung menggunakan rekaman suara, rekaman video, atau bahan ajar tertulis, sebanyak 34,7 persen. Maupun gabungan kedua metode, sebanyak 39,39 persen.

"Yang menarik, mahasiswa relatif cukup siap dengan pembelajaran daring. Lebih dari 60 persen mengaku siap. Dari sisi pemahaman kuliah meskipun dadakan, kita melihat pemahaman perkuliahan dari kacamata mahasiswa cukup bisa menerima," ujarnya.

Terdapat 15,1 persen responden yang mengaku sangat siap dengan pembelajaran daring. Kemudian 44,87 persen mengaku siap, 26,88 persen tidak siap, dan 4,09 persen sangat tidak siap.

Selanjutnya 5,64 persen responden mengaku sangat memahami materi perkuliahan, 30,90 persen memahami, 33,51 persen biasa saja, 21,79 persen tidak memahami, dan 7,15 persen sangat tidak memahami.

Lalu 13,84 persen mahasiswa menilai kualitas perkuliahan daring sangat baik, 45,56 persen menilai baik, 23,54 persen menilai biasa saja, 10,95 persen menilai buruk, dan 2,97 persen menilai sangat buruk.

Kendati begitu, Nizam menemukan kendala utama mahasiswa ada pada konektivitas internet yang buruk. Survei menemukan 30,85 persen responden mengeluhkan konektivitas internet buruk.

Kemudian 11,29 persen sangat buruk, dan 20,97 persen sangat sangat buruk. Sedangkan 17,5 persen respon mengatakan konektivitas internet mereka biasa saja, 10,61 persen mengatakan baik dan 7,84 persen mengatakan sangat baik.

Namun ia mengatakan kendala konektivitas tidak banyak berdampak pada capaian pembelajaran mahasiswa. Ia menjelaskan capaian pembelajaran umumnya berbanding lurus dengan kesiapan mahasiswa melakukan belajar daring.

"Sementara konektivitas tadi ternyata tidak dominan dampaknya terhadap capaian pembelajaran. Jadi asal modul tersampaikan ke mahasiswa mereka bisa self study. Jadi ini melegakan," lanjutnya.

Pembelajaran jarak jauh sendiri berlangsung sejak Maret 2020 dan masih berlangsung untuk sebagian besar institusi pendidikan. Khusus untuk pendidikan tinggi, Mendikbud Nadiem Makarim belum mengizinkan pembelajaran tatap muka.

Nizam menjelaskan ini karena pihaknya memprioritaskan kesehatan dan ingin meminimalisir penyebaran corona di kampus. Pendidikan tinggi, katanya, juga cenderung lebih siap menerapkan PJJ dibanding pendidikan dasar dan menengah.

Untuk mendukung pembelajaran daring di perguruan tinggi, ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menjangkau daerah tanpa akses internet.

"Teman-teman di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan Telkom University juga mengembangkan mini wifi yang akan mengcover satu desa. Ini sudah siap, kami bakal pilotkan. Nanti juga kita bagikan tablet dan komputer untuk mahasiswa di pelosok," katanya.

(fey/age)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER