BNPB: Banyak Petugas Lab Takut Periksa Spesimen Corona

CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2020 18:36 WIB
Banyak mesin tes PCR yang tidak berfungsi lantaran petugas laboratorium takut tertular virus corona saat memeriksa spesimen.
Ilustrasi spesimen virus corona (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan tidak semua mesin tes polymerase chain reaction (PCR) berfungsi. Alasannya, tidak sedikit petugas laboratorium yang tidak berani memeriksa spesimen virus corona (Covid-19).

"Tidak semua mesin yang dikirim ke daerah akhirnya bisa berfungsi. Walau sudah dilatih petugasnya, ternyata tidak semua berani melakukan pemeriksaan spesimen, karena risikonya sangat tinggi," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Kamis (3/9).

Doni mengatakan bahwa Indonesia memiliki 278 laboratorium untuk melakukan tes spesimen virus corona. Selain itu, ada sekitar 320 mesin PCR yang sudah dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia, namun tidak semua mesin tersebut digunakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini pemerintah juga masih terus berupaya mencari teknologi yang lebih aman bagi petugas laboratorium untuk melakukan tes PCR.

"Ini masih membutuhkan berbagai macam langkah, termasuk upaya mencari teknologi yang lebih aman bagi petugas lab kita," imbuhnya.

Problem yang lain yakni target kapasitas tes 30 ribu orang per hari dari Presiden Joko Widodo juga belum tercapai. Menurutnya, tes baru bisa dilakukan terhadap 30 ribu spesimen.

Kepala BNPB Doni Monardo dalam agenda Refleksi Bencana Tahun 2019 dan Proyeksi Bencana 2020 di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (30/12).Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan banyak mesin tes PCR yang tidak berfungsi lantaran petugas kesehatan takut memeriksa spesimen virus corona (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Hal ini dikarenakan baru 4 provinsi yang mampu melakukan tes sesuai standar WHO, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, dan Yogyakarta.

"Sementara provinsi lain masih belum. Walau kami sudah berusaha untuk menyalurkan mesin PCR, tapi ternyata tidak mudah untuk dapat melakukan pemeriksaan spesimen, karena ternyata juga banyak petugas lab yang akhirnya terpapar sehingga lab ditutup," tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Doni mengungkapkan masih ada rumah sakit yang harga tes swab di atas Rp2,5 juta.

"Ada rumah sakit yang mematok harga tes PCR Swab sampai di atas Rp2,5 juta. Padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat tidak lebih dari atas Rp500 ribu per unit atau per pemeriksaan spesimen," kata Doni.

Doni mengatakan pemerintah akan menetapkan standar harga tes swab. Tujuannya, agar pengusaha yang sudah membeli alat tes PCR tidak merugi dan masyarakat juga tidak terbebani.

Sejauh ini, Doni mengatakan pemerintah juga telah jutaan reagen ke seluruh Indonesia. Reagen diketahui merupakan bahan kimia utama untuk pengetesan Covid-19.

Berkat itu, 51 persen warga yang bisa menjalani tes swab secara gratis di berbagai daerah. Tes gratis tersebut dilakukan oleh sejumlah laboratorium yang dikelola oleh pemerintah.

"Tapi ada juga lab tertentu yang meminta bayaran kepada masyarakat. Kami akan bicarakan dengan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penertiban," jelas dia.

(dmi/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER