Menko Polhukam Mahfud MD mengkritisi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta terkait langkah penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19).
Pernyataan tersebut dikeluarkan Mahfud lewat kicauan di akun media sosial Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Kamis (3/9) petang.
Menurut Mahfud setelah kebijakan PSBB Transisi yang melonggarkan sejumlah aturan yang sebelumnya diketatkan saat PSBB berlaku angka positif Covid-19 di DKI justru semakin tinggi. Padahal angka positif di DKI sempat turun secara signifikan saat PSBB yang ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ide dan realitas protokol kesehatan itu benar. Buktinya DKI yang tadinya angka terinfeksi coronanya turun ternyata melonjak lagi secara tajam setelah ada transisi (pelonggaran)," kata Mahfud dalam unggahan twitter yang diakses CNNIndonesia.com malam ini.
Mahfud juga membandingkan hal tersebut dengan keadaan di Jawa Timur. Menurutnya dengan memperketat protokol kesehatan, Jawa Timur mampu menekan angka positif Covid-19.
"Sementara di Jatim agak menurun banget, protokol ditingkatkan. Ayo disiplin pakai masker, jaga jarak, cuci tangan," kicau Mahfud.
Sebagai informasi, per hari ini, angka positif virus corona (Covid-19) secara akumulatif di Indonesia mencapai 184.268 orang sejak kasus pertama diungkap pada 2 Maret lalu.
Dari jumlah tersebut sebanyak 132.055 sembuh dan 7.750 meninggal. Jumlah akumulatif kasus positif ini bertambah 3.622 dibandingkan sehari sebelumnya, sementara jumlah sembuh bertambah 2.084 dan meninggal bertambah 134.
Berdasarkan laman https://covid19.go.id/peta-sebaran, kasus Covid-19 di DKI Jakarta menyumbang 23,3 persen kasus. Lalu penyumbang terbesar kedua adalah Jawa Timur 19 persen, dan Jawa Tengah 8 persen.
Tambahan kasus terbanyak hari ini juga terjadi di DKI Jakarta yaitu 1.359. Akumulasi kasus positif di DKI Jakarta juga menjadi yang tertinggi dibanding provinsi lainnya yakni 43.400 kasus. Kemudian tambahan kasus tertinggi kedua di sumbang Jawa Timur, sebanyak 377 kasus baru. Total kasus positif di Jatim sebanyak 34.655 kasus.
Lihat juga:Jejak Pandemi di Tangan Jokowi |