Pemkot Banda Aceh Nilai Tes Swab Massal Kurang Efektif

CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2020 00:50 WIB
Terkait usul tes swab massal dari Dewan, Pemkot Banda Aceh menilai itu tidak efektif dan lebih memilih tes swab selektif di kluster-kluster.
Ilustrasi tes swab massal. (Foto: Dok. PSSI)
Banda Aceh, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota Banda Aceh menilai tes usap atau swab lewat metode polymerase chain reaction (PCR) secara massal tidak efektif karena hanya menghabiskan anggaran dan cairan reagen.

Hal itu dikatakan terkait pernyataan Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh yang meminta tes swab massal sebagai bagian penanganan Virus Corona.

"Saya pikir untuk swab massal itu kurang efektif juga, disamping banyak menghabiskan reagen," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Banda Aceh Irwan, saat dikonfirmasi, Kamis (17/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita swab massal di lapangan itu kurang efektif, di samping menghabiskan dana banyak, hasilnya kurang maksimal," lanjut dia.

Ia mengaku lebih memilih swab secara selektif kepada orang yang diduga berkontak dekat dengan kasus positif Covid-19. Sebelum itu, pihaknya melakukan penelusuran kontak (contact tracing) di tempat-tempat yang diduga merupakan kluster baru Covid-19.

"Saya pikir kita laksanakan swab. Cairan reagen harus tetap tersedia untuk tracing-tracing tempat yang dicurigai ada kluster-kluster baru," sebut Irwan.

Sebelumnya, Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar mendesak agar pemerintah kota melakukan uji swab massal terhadap 5.000 warga. Pihaknya juga mendorong pemerintah untuk menganggarkan sejumlah dana dan bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala yang memiliki laboratorium dan peralatan tes.

"DPRK Banda Aceh mendorong pemerintah untuk menganggarkan sejumlah dana agar dapat dilakukan kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala yang memiliki laboratorium dan peralatan tes. Pemko Banda Aceh sudah sepakat dan DPRK akan mengawal kebijakan ini," kata dia, di Banda Aceh.

Farid menilai mayoritas pasien positif Covid-19 ialah warga yang tertular usai mendatangi rumah sakit.

"Ini menjadi penting, karena hari ini banyak pasien orang tanpa gejala (OTG) yang kondisinya sehat tapi tanpa sadar menjadi pembawa virus itu ke tempat-tempat lain jangan sampai muncul kluster baru seperti kluster perkantoran, masjid dan lainnya," kata Farid.

Diketahui, jumlah kasus positif Corona di Kota Banda Aceh mencapai 1.136 orang. Rinciannya, 778 orang dirawat di rumah sakit rujukan dan isolasi mandiri, 320 sembuh, dan 38 meninggal dunia. Banda Aceh juga menjadi daerah yang paling banyak terkonfirmasi positif Corona di Provinsi Aceh.

(dra/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER