Pemda Sultra Akan Perintahkan Kabupaten Adakan Alat PCR

CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2020 01:25 WIB
Pemda Sultra akan memerintahkan seluruh kabupaten dan kota di wilayah mereka untuk mengadakan alat tes PCR karena penyebaran virus corona terus meluas.
Pemda Sulawesi Tenggara akan menginstruksikan kabupaten dan kota di daerah mereka mengadakan alat tes PCR karena kasus corona di wilayah mereka semakin meningkat. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko).
Kendari, CNN Indonesia --

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) akan menginstruksikan kepada seluruh pemerintah kabupaten atau kota untuk mengadakan alat polymerase chain reaction (PCR) untuk  swab test virus corona. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra Nur Endang Abbas menyebut instruksi dikeluarkan karena kasus virus corona di wilayah mereka terus mengalami peningkatan belakangan ini.

Ia menambahkan pihaknya tengah merumuskan surat instruksi kepada kabupaten atau kota agar mengadakan alat PCR tersebut. Dengan adanya alat PCR baru ini, dimungkinkan bisa dilakukan tes swab secara masal di tengah tingginya kasus sporadis atau orang tanpa gejala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Sultra sendiri sekarang baru  ada tiga alat yang beroperasi dengan kapasitas masing-masing alat 100 sampel per hari. Tiga alat itu, dua milik Dinas Kesehatan Provinsi Sultra dan satu alat sudah running di Kabupaten Kolaka Utara.

"Diinstruksikan kabupaten kota punya rumah sakit rujukan untuk mengadakan alat PCR ini," kata Endang kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/9).

Menurutnya, tingginya kasus yang terbilang sporadis di Bumi Anoa menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang terinfeksi virus corona namun belum terdeteksi.

Hal itu disebabkan oleh sedikitnya alat test berupa PCR di daerah yang selama ini hanya mengandalkan alat yang disiapkan Pemprov Sultra.

"Kami sudah tidak tahu dari mana klasternya, membingungkan. Transmisinya sudah tidak jelas," ujarnya.

Selain instruksi pengadaan PCR untuk pemerintah kabupaten atau kota, pihaknya juga telah menyurati Kementerian Kesehatan (Menkes) untuk mendukung tambahan fasilitas kesehatan (faskes) yang ada.

Sebab, jika testing digalakkan dengan alat yang ada, tak menutup kemungkinan pasien corona akan terus bertambah dan bisa mempengaruhi kesediaan faskes di Sultra.

"Semua upaya telah kita akan lakukan, terutama APD (alat pelindung diri)," jelasnya.

Langkah Pemprov Sultra ini turut didukung oleh Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra La Ode Frebi Rifai. Menurutnya, satu-satunya alat diagnostik seseorang terinfeksi virus corona hanya swab PCR ini.

"Ini yang perlu didorong oleh pemerintah daerah apalagi dengan kasus yang begitu tinggi. Kami di Komisi IV membidangi kesehatan, mendukung langkah Pemprov Sultra ini dalam rangka melakukan tracking dan pelacakan terhadap orang yang terinfeksi virus corona," katanya.

Meski demikian, politikus PDI Perjuangan ini menyebut, pemerintah kabupaten atau kota harus memastikan kembali kesiapan anggarannya untuk membeli alat PCR tersebut.

"Sebab, mereka sudah beberapa kali lakukan refocusing. Harusnya anggarannya sudah tersedia," katanya.

Selain mengadakan alat PCR, kesiapan faskes juga perlu diperhitungkan untuk menghindari membeludaknya pasien akibat tingginya testing dan pelacakan.

"Ruang isolasi juga harus ditambah. Jangan karena masih landai, tiba-tiba membeludak kasus, itu merepotkan juga nanti," tuturnya.

Sementara itu, Juru Bicara Covid-19 Sulawesi Tenggara La Ode Rabiul Awal menyebut, jumlah kasus virus corona terus mengalami kenaikan yang menyebabkan sejumlah rumah sakit rujukkan penuh.

Saat ini, kasus terkonfirmasi positif di Sultra sebanyak 2.261 kasus. Jumlah pasien sembuh sebanyak 1.533 kasus dan meninggal dunia terus bertambah menjadi 50 orang.

Sebanyak 678 orang masih menjalani perawatan atau isolasi. Sebagian besar pasien yang masih dikarantina berasal dari Kota Kendari.

(pnd/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER