Pasangan calon Pilkada Kota Surabaya yang diusung PDIP Eri Cahyadi-Armuji enggan menghadiri pengundian nomor urut berbarengan dengan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman pada hari ini, Kamis (24/9).
Kubu Eri-Armuji cemas tertular virus corona (Covid-19) dari kubu Machfud-Mujiaman. Diketahui, Machfud sempat dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
"Kami minta untuk tidak dibarengkan," kata Sekretaris DPC PDIP Surabaya, Baktiono kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baktiono mengatakan pihaknya tak mau mengambil risiko. Berbahaya jika Eri dan Armuji serta timses tertular virus corona dari kubu Machfud-Mujiaman.
"Kami ingin Mas Eri-Armuji ini selamat, tidak tertular Covid-19. Karena mereka setiap hari mereka bertemu warga, jangan sampai paslon kami menularkan itu," katanya.
Baktiono meminta KPU untuk membedakan waktu pengambilan nomor urut. Bahkan bila perlu menunda pengambilan nomor urut paslon hingga benar-benar ada keterangan medis resmi bahwa sudah tidak ada calon yang positif terinfeksi virus corona.
"Atau ditunda sekalian," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Media dan Komunikasi Tim Pemenangan Machfud-Mujiaman, Imam Syafii mengatakan permintaan kubu Eri-Armuji adalah hak paslon yang bersangkutan. Dia mengatakan Machfud-Mujiaman tetap akan menghadiri pengundian nomor urut sesuai jadwal yang ditetapkan KPU.
"Itu hak mereka, kan kita ini sama-sama diundang oleh KPU untuk pengundian, karena diundang kami datang," kata Imam saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
![]() |
Imam menilai, bahwa apa yang dipermasalahkan oleh kubu Eri-Armuji adalah sesuatu yang aneh. Sebab Machfud Arifin sendiri telah dinyatakan sembuh, memenuhi syarat administrasi dan telah ditetapkan sebagai calon.
"Terserah mereka, tapi menurut kami aneh. Sudah ditetapkan artinya sudah melalui proses yang panjang. Syarat administrasi itu kan di dalamnya juga ada kesehatan," katanya.
Diketahui, Machfud Arifin sempat dinyatakan positif Covid-19 saat menjalani tes swab di RSUD dr Soetomo pada 7 September lalu. Tes swab itu merupakan bagian dari rangkaian tes kesehatan yang merupakan syarat pencalonan.
Machfud kemudian kembali menjalani tes swab pada 17 September. Ia mengklaim hasilnya telah negatif. Keduanya pun kemudian menjalani rangkaian tes kesehatan.
"Tidak mungkin institusi dokter yang terlibat pemeriksaan kesehatan itu membiarkan orang bermasalah dengan kesehatannya hadir dan seperti ditakutkan menulari yang lain, menurut saya urusan kesehatan sudah selesai, wong sudah dinyatakan sembuh oleh rumah sakit," tambahnya.
Dalam pengambilan nomor urut nanti, Machfud-Mujiaman akan lebih dulu melakukan doa bersama di Masjid Kembang Kuning, Surabaya. Mereka juga tak akan mengerahkan massa dalam jumlah besar.