Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencabut tiang Monorel yang sempat ia resmikan pembangunannya pada tahun 2004.
"Sebaiknya pemda bongkar tuh tiang-tiang kalau memang tidak dilanjutkan. Tapi, tentu konsekuensinya pemda ganti rugi ke Jakarta Monorel dan dihitung oleh tim independen," kata dia, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/10).
Sutiyoso menerangkan bahwa isu Monorel kembali muncul karena proyek ini tidak dituntaskan sejak dulu. Padahal, kata Bang Yos, sapaan akrabnya, proyek ini sangat efektif mengatasi kemacetan dengan blue line serta green line di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga proyek ini murni investasi swasta, tidak memerlukan dana APBN maupun APBD. Sangat tidak benar atau bohong tudingan bahwa ini proyek ada korupsinya. Boleh diperiksa, satu rupiah pun dana DKI tidak ada yg keluar untuk proyek ini," cetus dia, yang merupakan penggagas proyek ini.
Bang Yos juga membandingkan proyek Monorel dengan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta besutan era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, proyek LRT Jakarta memakan biaya yang tak sedikit dan bersumber dari kocek APBD DKI.
"Coba bandingkan dengan Proyek LRT Pak Ahok, jarak ya pendek. Biayanya triliunan rupiah memakai dana APBD dan operasinya disubsidi oleh Pemprov cukup besar. Apa bermanfaat rute-nya dibanding rute monorel yang saya setujui dulu? Silakan rakyat menilai," jelas dia.
Terakhir, Sutiyoso menyarankan agar Anies bisa membicarakan dengan berbagai pihak terkait pembongkaran tiang tersebut. Dengan duduk bersama, ia berharap ada win win solution yang tidak merugikan satu pihak demi menjaga hormat dengan investor.
"Kalau tiang mau dibongkar, itu sebaiknya dibicarakan dengan Gubernur sekarang Pak Anies. Semua pihak harus duduk dan bicarakan solusinya. Juga Karena semua tindakan Pemerintah punya konsekuensi hukum," tutup dia.
Ketua Fraksi PKB dan PPP DPRD DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas sebelumnya meminta Pemprov DKI untuk mencabut tiang monorel Jakarta. Menurut Hasbi, tiang itu sudah tak berfungsi dan mengganggu dari segi estetika.
"Betul itu (mengganggu pemandangan). Nah itu lebih baik dicabut andai kata dipakai juga pemakaiannya juga tidak akan maksimal," katanya.
Pembangunan monorel diketahui dimulai sejak 2004 dengan dua jalur yakni green line dan blue line. Pada tahun 2011, DKI resmi menghentikan proyek yang dipegang oleh PT Jakarta Monorel karena masalah pendanaan.