Investigasi Pendeta Yeremia: Ditembak dan Ditikam Sangkur

rzr | CNN Indonesia
Selasa, 03 Nov 2020 03:20 WIB
Berdasarkan investigasi Tim Kemanusian Papua, penembakan pendeta Yeremia dilakukan dari jarak kurang lebih 1 meter. Selain itu, Yeremia juga ditikam sangkur.
Berdasarkan investigasi Tim Kemanusiaan Papua, pendeta Yeremia selain ditembak juga ditikam oleh aparat TNI. Ilustrasi (Puspen TNI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Tim Kemanusiaan Provinsi Papua untuk Kasus Kekerasan Terhadap Tokoh Agama di Kabupaten Intan Jaya, Haris Azhar menyatakan penembakan pendeta Yeremia Zanambani di distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9) lalu, dilakukan menggunakan senjata api standar militer.

Hal itu ia sampaikan berdasarkan hasil investigasi timnya dalam menyelidiki kematian pendeta Yeremia.

"Bahwa penembakan terhadap pendeta Yeremia dilakukan dengan senjata api standar militer," kata Haris dalam konferensi pers secara daring, Kamis (29/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan investigasi itu, kata Haris, penembakan terhadap Yeremia dilakukan dari jarak kurang lebih 1 meter. Satu peluru mengenai tangan kiri bagian atas. Pada bagian kulit, terlihat irisan lurus vertikal berkisar 7-10 sentimeter.

"Kondisi tangan hampir terputus," ujar Haris.

Tak hanya itu, Haris menyebut terdapat luka pada bagian belakang atas tubuh Yeremia. Luka tersebut diduga akibat tikaman senjata tajam. 

"Mengakibatkan luka yang mengeluarkan darah sangat banyak," kata Haris.

Namun, Haris menyebut pascaperistiwa tak ada saksi awal yang menjemput atau saat menemani korban. Ia juga tak menemukan bekas peluru di
tempat kejadian perkara.

Sementara itu, berdasarkan kesaksian dari Ibu Pendeta Yeremia, Meriam Zoani, terdapat 4 orang personel TNI menuju Kandang babi milik Yeremia sekitar pukul 15.30 WIT pada Sabtu (19/9).

Yeremia pada saat itu sedang berada di kandang babi untuk mengurus hewan peliharaannya tersebut.

Meriam menyatakan dua orang anggota TNI berdiri pada jarak 23,79 meter dari Jalan Induk Kabupaten Intan Jaya. Sementara, 2 anggota TNI lainnya langsung masuk menuju bangunan kandang babi. 

"Langsung ada perintah 'angkat tangan! Dan dijawab sambil angkat tangan oleh pendeta, mengatakan bahwa saya adalah 'Hamba Tuhan'," kata Haris.

Haris menyebut dua anggota TNI itu diduga melakukan 2 kali tembakan ke arah Yeremia. Satu tembakan ke tangan kiri dan tembakan lainnya ke arah dinding kandang babi. Yeremia juga diduga ditusuk dengan pisau tajam pada bagian belakang badan.

Meriam, lanjut Haris, lantas menghampiri kandang babi tersebut untuk mencari Yeremia sekitar pukul 18.00 WIT. Ketika tiba di lokasi, Meriam melihat Yeremia tergeletak di tanah dengan bersimbah darah.

Saat itu, Yeremia masih bisa berbicara kepada Meriam untuk menyampaikan informasi siapa yang menembak dan menikamnya. Salah satu anggota TNI yang pergi ke kandang babi adalah Alpius.

Diketahui, Alpius merupakan prajurit TNI yang bertugas di Hitadipa. Alpius, kata Haris, sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Yeremia. Sebab, Alpius kerap kali bermain ke rumah Yeremia untuk mandi, makan bersama, hingga mengambil air untuk kebun yang dikelola Alpius.

"Mama bertanya ke 'kenapa?' (apa yang terjadi?). Pendeta menjawab, 'orang yang kita kasih makan yang tembak dan tikam'," kata Haris menirukan percakapan Meriam dan Yeremia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengakui ada dugaan keterlibatan oknum aparat dalam penembakan yang menewaskan pendeta Yeremia. Hal itu berdasarkan hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya bentukan pemerintah.

Meski demikian, Mahfud menyatakan masih ada dugaan kemungkinan penembakan dilakukan oleh pihak ketiga. Ia pun memastikan pemerintah akan menyelesaikan kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Terkait dengan hasil investigasi Tim Kemanusiaan Papua, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad meminta agar hal tersebut dikonfirmasi langsung kepada Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan.

Sementara Mahfud maupun Ketua TGPF Intan Jaya Benny Mamoto belum memberikan konfirmasi terkait investigasi tersebut.

(fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER