Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun dijadwalkan menjalani pemeriksaan oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pada Selasa (3/11).
Dia dipanggil terkait dengan video konten wawancara dirinya dengan Sugi Nur Rahardja yang diunggahnya ke akun Youtube pribadinya. Video itu menuai polemik lantaran salah satu pernyataan Sugi Nur Raharja alias Gus Nur diduga sebagai bentuk ujaran kebencian terhadap Nahdlatul Ulama (NU).
"Informasi dari penyidik, rencananya besok (Selasa) 3 November 2020 (panggilan pemeriksaan) pukul 10.00 WIB," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono saat dikonfirmasi, Senin (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perkara ini sendiri, Gus Nur telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh penyidik sejak 24 Oktober lalu.
Kasus itu dimulai saat Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, Azis Hakim melaporkan Gus Nur ke Bareskrim Polri pada 21 Oktober.
Pernyataan Gus Nur yang dipermasalahkan yaitu, bahwa "NU saat ini dapat diibaratkan sebagai bus umum--yang sopirnya dalam kondisi mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal, dan penumpangnya kurang ajar".
Jika merunut konteks dalam video tersebut, Refly menggambarkan bahwa potongan wawancara berdurasi sekitar 29 menit itu berisi kritikan pedas Gus Nur terkait banyak isu, termasuk NU.
Dalam video yang telah ditonton lebih dari 450 ribu orang itu, Refly memberi judul 'SETENGAH JAM DENGAN GUS NUR, ISINYA KRITIK PEDAS SEMUA!!'.
Kritikan Gus Nur yang kemudian dipermasalahkan NU sudah muncul sejak awal video, tepatnya dalam menit keempat video berjalan. Kala itu, Refly bertanya kepada Gus Nur sebagai narasumber terkait dengan kedekatan NU saat ini dengan kekuasaan atau pemerintah.
Sebelum melontarkan pertanyaannya itu, Refly sempat meminta maaf kepada NU bahwa dirinya bukan berasal dari golongan NU ataupun Muhammadiyah, dia menegaskan bahwa dirinya adalah seorang muslim yang juga merupakan warga negara Indonesia.
"Gus Nur NU tradisional atau NU struktural?" tanya Refly sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com, Senin (2/11).
"Tradisional," jawab Gus Nur menanggapi.
Refly pun lantas membuat celotehan dari pernyataan Slamet Effendy terkait hal yang membuat pengikut NU menjadi banyak, lantaran orang yang meninggal tetap dihitung. Celotehan itu kemudian diiringi tawa oleh kedua belah pihak.
![]() |
Setelah candaan itu, diskusi memasuki substansi perbincangannya soal NU. Refly mengawali pertanyaannya dengan memberi pernyataan bahwa dahulu, NU sebagai partai dapat dikatakan sangat fleksibel, termasuk saat zaman Presiden Soeharto.
Namun, Refly bertanya bahwa NU acap kali dianggap oleh publik sangat dekat dengan kekuasaan. Hanya saja, sosok Gus Nur dianggap dirinya tidak dekat dengan kekuasaan dan justru malah berbanding terbalik dengan cara pandang politik NU selama ini.
"Atau jangan-jangan Gus Nur NU gadungan?" ucap Refly menutup pertanyaannya.
Pendakwah asal Jawa Timur itu kemudian lantas menjawab pertanyaan Refly. Dia mengawali jawabannya dengan menceritakan kisah dirinya yang tak terlalu memahami pandangan soal struktur keorganisasian NU.
Gus Nur lantas mengatakan bahwa pandangannya terhadap NU berubah saat memasuki rezim saat ini. Padahal, kata dia, sejak dahulu dia seringkali melakukan dakwah dengan dikawal oleh Banser. Gus Nur pun mulai mengibaratkan NU sebagai bus umum sebagaimana kemudian menjadi dasar pelaporan itu.
"Saya ibaratkan NU sekarang itu seperti bis umum, sopirnya mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal-ugalan, dan penumpangnya kurang ajar semua. Merokok juga, nyanyi juga, buka-buka aurat juga, dangdutan juga," ucap Gus Nur.
Pernyataan itu hanya mendapat respons beberapa kali tawa kecil Refly yang memandu acara tersebut. Sembari, Gus Nur kemudian melanjutkan ucapannya soal NU.
"Penumpangnya, liberal, sekuler, macem-macem di situ. PKI numplek di situ, dan selama ini enggak ada setahu saya, ngerokok, minum, campur di situ," kata Gus Nur.
Dia pun lantas menceritakan bahwa dirinya memutuskan untuk turun dari bus yang diibaratkan seperti NU itu.
Terkait pernyataan itu, Refly sempat menuturkan bahwa pihaknya tidak pernah mendesain percakapan tersebut hingga pada akhirnya berujung menjadi polemik. Menurut dia, Gus Nur mengucapkan hal itu lantaran percakapan keduanya mengalir begitu saja di depan kamera.
Dia pun menuturkan bahwa konten tersebut juga tak bermaksud untuk menyinggung salah satu pihak.
"(Pernyataan) tanpa skenario, mengalir begitu saja. Intinya kolaborasi konten antarsesama youtuber yang biasa dilakukan youtuber," kata Refly kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/10).
Refly juga menyatakan bahwa dirinya siap memenuhi panggilan pemeriksaan yang dilayangkan terhadap dirinya oleh pihak kepolisian terkait kasus Gus Nur.
(mjo/pmg)