Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Windhu Purnomo menyindir penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi oleh Pemprov DKI Jakarta yang disebutnya "abal-abal".
Sebelumnya, PSBB Transisi DKI Jakarta kembali diperpanjang hingga dua pekan mendatang.
"Kalau saya bilang abal-abal, karena pergerakan terus terjadi, orang keluar-masuk Jakarta, kerumunan di mana-mana," kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (23/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Windhu, penerapan PSBB Transisi di DKI Jakarta memburuk usai Pemprov membiarkan massa simpatisan petinggi FPI Rizieq Shihab berkerumun.
Windhu mengatakan hal itu jadi mencoreng upaya penanganan pandemi virus corona yang sudah dilakukan selama ini. Menurut Windhu, Pemprov DKI Jakarta adalah yang terbaik dibanding provinsi lainnya.
Angka tes harian di Jakarta cenderung tinggi, penelusuran kontak erat pasien positif Covid-19 juga masif dilakukan. Dalam sepekan terakhir, yakni 15 November-21 November, rata-rata pemeriksaan orang dalam sehari di DKI Jakarta mencapai 10.631 orang.
![]() |
Meskipun, angka pemeriksaan biasanya menurun pada hari libur akhir pekan, dan positivity rate Jakarta tinggi yakni 13,5 persen, namun jumlah tes di ibu kota dalam sehari tetap yang tertinggi.
"Cuman kesalahannya kemarin ketika ada kerumunan luar biasa besar masif dan justru bobol malah difasilitasi. Itu kesalahan besar padahal DKI sudah bagus, selama ini penanganannya terbagus, tapi rusak gara-gara yang kemarin itu," ujarWindhu.
Pemprov DKI, lanjutnya, juga perlu waspada mengenai daerah penyangga yang juga termasuk zona risiko tinggi penularan virus corona. Di antaranya Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.
Akses keluar masuk Jakarta dari daerah tersebut dinilai perlu dibatasi. Dengan begitu, DKI Jakarta bisa mempertahankan zona risiko yakni oranye atau bahkan membaik hingga menjadi kuning.
"Karena daerah sekitar DKI itu merah, kalau tidak ada pembatasan keluar masuk ya melunturi Jakarta lagi. Ditambah ada kerumunan-kerumunan itu," kata Windhu.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan kembali memperpanjang PSBB Transisi DKI Jakarta pada 23 November-6 Desember 2020.
"Berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB Masa Transisi dua pekan terakhir, kondisi wabah covid-19 DKI Jakarta masih terkendali dan menuju aman," kata Anies, dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (23/11).