Ragam Unggahan Elite Politik soal Buku Bacaan di Medsos

CNN Indonesia
Selasa, 24 Nov 2020 07:50 WIB
Bukan hanya Anies Baswedan, sejumlah tokoh politik termasuk Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin pernah berbagi gambar dirinya bersama sebuah buku.
Ilustrasi buku. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa tokoh elite politik tak jarang berbagi cerita dengan mengunggah bacaan mereka di akun media sosial masing-masing. Bukan hanya menunjukkan sebuah kampanye baca buku, namun patut diduga pula unggahan itu bersimbolkan pesan-pesan politik tertentu dari buku yang dibacanya.

Terbaru adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengunggah sebuah foto dirinya tengah membaca buku bertajuk 'How Democracies Die'.

How Democracies Die merupakan buku karya seorang ilmuwan politik lulusan Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblat, yang terbit pada 16 Januari 2018 lalu. Anies mengunggah foto membaca buku yang dibuat terinspirasi dari kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2016 itu lewat akun instagram pribadinya @aniesbaswedan, Minggu (22/11) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies memberi keterangan gambar pada foto yang diunggahnya itu.

Unggahan Anies itu lantas menuai komentar dan penafsiran politik beragam dari berbagai kalangan. Ada yang menilai itu menjadi sebuah pesan politik yang dikirimkan Anies lewat mimik muka serius saat membaca buku dengan sampul buku menghadap ke depan sehingga judulnya terlihat jelas, How Democracies Die. Buku ini sendiri telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Bagaimana Demokrasi Mati yang dialihbahasakan oleh Zia Anshor dan diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama pada 2019 lalu.

Pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi menafsirkan unggahan Anies tersebut sebagai sebuah sindiran politik untuk kondisi politik di Indonesia saat ini. Meski demikian Asrinaldi menyebut unggahan Anies tak serta merta menyasar pada Presiden Jokowi selaku pemimpin. Sindiran politik itu bisa juga menyasar pada para kelompok oligarki yang menyusup ke pemerintahan.

Pun Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak turut mengomentari unggahan itu. Ia menilai Anies sedang menyindir diri sendiri saat membaca buku berjudul How Democracies Die. Sebab menurutnya, demokrasi akan mati oleh segelintir orang yang terlalu berkuasa, sebagaimana isi buku yang dibaca Anies.

[Gambas:Instagram]

Sebelum Anies, beberapa elite juga pernah membagikan bacaan mereka di sosial media. Akun Facebook Si Juki pada 17 Juni 2016 silam mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sedang duduk menggunakan sabuk pengaman di sebuah kendaraan sambil membaca komik karya Faza Meonk dalam edisi #Berani Gagal: Catatan Hampir Teladan Si Juki. Buku itu menceritakan pengalaman Juki dalam mengikuti berbagai pemilihan mulai pemilihan RT, Kelurahan, Kecamatan, Caleg hingga Capres.

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin juga pernah mengunggah ragam bacaannya bertepatan dengan hari buku nasional yang jatuh pada 17 Mei melalui akun instagram @kyai_marufamin. Dalam unggahan itu terlihat Ma'ruf membaca empat buku yang disatukan dalam satu frame kolase foto.

"Saya senang membaca buku fiqih, seperti karya Jalaluddin al-Mahalli, Jalaluddin as-Suyuthi, dan Syekh Nawawi al-Bantani. Hal yang saya cari adalah solusi-solusi penanganan konflik di masyarakat. Saya juga senang membaca cerita silat karya Kho Ping Hoo. Apa buku favorit kalian?," tulis Ma'ruf.

Kho Ping Hoo sendiri merupakan penulis cersil (cerita silat) yang sangat populer di Indonesia. Kho Ping Hoo dikenal luas karena kontribusinya bagi literatur fiksi silat Indonesia, khususnya yang bertemakan Tionghoa Indonesia. Dalam serial silatnya atau dalam satu judul buku, ia bisa melahirkan kisah baru hingga puluhan jilid.

[Gambas:Instagram]

Sementara itu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada 5 November 2017 silam sempat mengunggah potret dirinya membaca sebuah koran luar negeri. Unggahan foto bertema monokrom itu memperlihatkan Prabowo tengah duduk di sebuah ruangan. Saat dilihat per Senin (23/11) unggahan itu telah disukai sebanyak 95.460 pengguna dan mendapat 2.051 komentar.

[Gambas:Instagram]

Pada 2017 silam pun Prabowo sempat memanaskan atmosfer politik Indonesia setelah menyatakan Indonesia bisa bubar pada 2030 dengan rujukan novel fiksi Ghost Fleet dalam acara bedah buku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada 18 September 2017. Saking ramainya, bahkan penulis novel tersebut--Peter Warren Singer dan August Cole--ikut berkomentar di media sosial mereka.

Mantan pasangan Prabowo dalam pemilihan presiden 2019 lalu, Sandiaga Uno juga pernah mengunggah potret dirinya tengah membaca sebuah buku bertajuk The Sustainable State: The Future of Government, Economy, and Society pada 9 Februari 2019 lalu.

"Saatnya pulang ke Jakarta bertemu keluarga dan istirahat, karena besok saya akan berangkat lagi ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah untuk bertemu dengan berbagai kalangan masyarakat," tulis Sandiaga.

Dalam sinopsis buku karangan Chandran Nair itu, sang penulis mencoba menuliskan soal model pengembangan pasar bebas dan pemerintah yang telah menjadi bencana ekologi dan sosial bagi negara berkembang. Pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan dalam buku itu disebutkan hanya dimungkinkan dengan keterlibatan aktif negara maju yang kuat yang dapat mengarahkan perekonomian, melindungi lingkungan, dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya.

[Gambas:Instagram]

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga tak jarang membagikan rutinitasnya melalui akun instagram pribadinya @agusyudhoyono. Pada 29 November 2019 lalu ia pernah mengunggah sebuah buku hasil karya seorang ekonom Inggris dan kolumnis mingguan untuk The Daily Telegraph, Roger Bootle.

"Akhirnya boarding juga setelah 3 jam delay di bandara Soetta. ?? See you soon Medan...?? Perjalanan kali ini saya ditemani buku yang menarik, judulnya: 'The AI Economy: Work, Wealth and Welfare in the Robot Age'," tulis AHY.

Buku yang didapuk sebagai pemenang dalam kategori Teknologi Bisnis dalam Penghargaan Buku Bisnis Axiom 2020 ini berisi soal prediksi kehidupan di masa datang yang bergantung pada artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Penulis menyampaikan gagasannya soal bagaimana cara menanggulangi efek dari AI pada pertumbuhan, produktivitas, inflasi, dan distribusi kekayaan dan kekuasaan sebuah perusahaan.

[Gambas:Instagram]

(khr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER