Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui jumlah pemeriksaan atau testing Covid-19 turun lantaran ada libur panjang akhir Oktober lalu.
Hal itu tak lepas dari mekanisme operasional laboratorium pengetesan Covid-19 yang kerap ikut libur.
"Tren sempat menurun di hari libur. Ini sangat kami sayangkan, terlebih pandemi tidak mengenal hari libur," kata Wiku di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (24/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya minta pemda untuk perbaiki mekanisme operasional lab dengan shifting dan berikan insentif," imbuhnya.
Meski demikian, ia menjelaskan banyak faktor yang turut memengaruhi penurunan jumlah testing selain jumlah laboratorium. Yakni, jumlah tenaga kesehatan dan kondisi geografis Indonesia.
"Fluktuasi jumlah testing dipengaruhi hari libur, jumlah laboratorium, sumber daya manusia, tenaga kesehatan dan juga kondisi geografis Indonesia. Hal ini jadi evaluasi bersama khususnya pemda," ucapnya.
Wiku meminta pemerintah daerah untuk bisa memperbaiki mekanisme operasional laboratorium. Begitu pula dengan jam kerja tenaga kesehatan agar bisa optimal melayani masyarakat.
Wiku menyatakan populasi Indonesia sekitar 267 juta jiwa. Dari jumlah itu, standar testing yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) ialah sebesar 267 ribu per minggu.
Data terakhir, pemeriksaan yang dilakukan Indonesia berada di 239 ribu atau sekitar 88,66 persen dengan angka terendah terakhir ialah sebesar 169.183 pemeriksaan.
Lebih lanjut ia meminta agar pemerintah daerah juga memberikan sanksi kepada masyarakat yang menolak pemeriksaan covid-19.
Wiku juga mengingatkan bahwa pandemi belum juga berakhir hingga hari ini. Oleh karena itu, ia meminta agar warga tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan.
"Perlu kami ingatkan bahwa seluruhnya pandemi belum selesai, oleh karena itu perlu ada pertimbangan memilih kegiatan yang akan dilakukan di libur panjang dengan kebijaksanaan yang dibangun masing masing individu," tutup dia.
(ctr/psp)