Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif mengajak para pendukung dan simpatisan Rizieq Shihab mengenakan kaus dan mengibarkan bendera bergambar Rizieq pada 2 Desember 2020.
Slamet yang juga Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 mengatakan kegiatan mengenakan kaus Rizieq dicetuskan bertepatan dengan momentum empat tahun gelaran Aksi 212 yang pertama kali digelar pada 2016.
"Insyaallah, kita mengajak para pendukung Habib Rizieq Shihab menggunakan kaus bergambar wajah Habib Rizieq. Tinggal pakai aja tuh kaus di tanggal 2 Desember. Enggak ada larangan, kan?" kata Slamet kepada CNNIndonesia.com, Kamis (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet juga menyerukan kepada para alumni 212 di seluruh Indonesia untuk mengibarkan bendera bergambar wajah Rizieq Shihab di rumah masing-masing.
Upaya itu dilakukan agar para alumni 212 terus menumbuhkan semangat dalam menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar.
"Kita selalu ingin menumbuhkan semangat baru," kata Slamet.
Baik FPI maupun Persaudaraan Alumni 212 serta Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) menunda reuni Aksi 212 yang biasanya digelar di Monas, Jakarta Pusat, sejak 2017 lalu karena tak mendapatkan izin dari Pemprov DKI Jakarta.
![]() |
Sebagai penggantinya, mereka bakal menggelar Dialog Nasional pada 2 Desember mendatang. Acara dialog tersebut diklaim akan menghadirkan 100 tokoh dan ulama, termasuk pentolan FPI Rizieq Shihab.
Belakangan ini para prajurit TNI bersama petugas gabungan dari Polri dan Satpol PP mencopot berbagai spanduk yang memuat gambar Rizieq Shihab. Sedikitnya, ada 900 baliho dan spanduk Rizieq yang ditertibkan oleh aparat gabungan sejak September 2020.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman bahkan menegaskan bahwa pencopotan baliho bergambar Rizieq adalah perintahnya. Baliho bergambar Rizieq itu dinilai mengandung makna provokasi. Hal itu berdasarkan tulisan dalam baliho yang menyerukan kepada warga agar melakukan revolusi akhlak.
"Memangnya ada apa dengan Indonesia sampai ada revolusi akhlak. Isinya provokasi," kata Kepala Penerangan Kodam Jaya Letkol Arh Herwin Budi Saputra, Senin (23/11).
Lihat juga:Pangdam Jaya: Kalau Perlu FPI Bubarkan Saja |
Sementara itu, Polri tak menemukan unsur perbuatan melawan hukum atau pelanggaran pidana dalam narasi sejumlah baliho bergambar Rizieq.
"Apa peristiwa pidananya? Semuanya dari situ berasal. Pakai peristiwa pidananya dulu, atau ada perbuatan melawan hukum apa? Ada laporannya, enggak?" kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (KaroPenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono kepada wartawan, Kamis (26/11).
(rzr/pmg)