Kemendikbud Klaim Guru Siap Belajar Tatap Muka di Sekolah

CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2020 19:22 WIB
Temuan itu dari survei Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Balitbang Kemendikbud terhadap 384 guru di sekolah swasta dan negeri semua jenjang.
Kemendikbud sebut mayoritas guru sudah siap melaksanakan belajar tatap muka di tengah pandemi virus corona. Ilustrasi (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim guru siap melakukan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Balitbang Kemendikbud terhadap 384 guru di sekolah swasta dan negeri pada seluruh jenjang.

"Hampir semua guru merasa siap kembali mengajar tatap muka. Proporsinya sekitar 90 persen," kata peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Nur Belian, Kamis (26/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei tersebut dilakukan pada 8-15 Agustus 2020 dengan wawancara melalui telepon, dengan batas kesalahan 5 persen. Selain guru, survei juga melibatkan 384 siswa dari seluruh jenjang, kecuali PAUD.

Dalam survei tersebut ditemukan 91,4 persen guru mengaku sudah siap mengajar tatap muka. Sedangkan 8,6 persen mengatakan belum siap.

Jika dikategorikan berdasarkan domisili mengajar, ada 97,8 persen guru di daerah tertinggal yang mengaku sudah siap dan 90,5 persen di daerah nontertinggal.

Dari keseluruhan responden selama pandemi, sebanyak 82 persen guru melakukan pembelajaran dari rumah, 7 persen tatap muka, dan 11 persen kombinasi antara keduanya.

Dalam survei tersebut, Nur mengatakan pihaknya juga berupaya memetakan perbedaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada semester ini dengan semester sebelumnya.

Dari situ ditemukan, pemberian tugas berupa soal dari guru kepada siswa masih mendominasi. Bahkan persentasenya lebih tinggi dari semester lalu.

Semester ini ada 92,3 persen guru yang mengajar dengan memberi tugas. Sedangkan semester lalu jumlahnya mencapai 80,7 persen.

Namun, ada peningkatan signifikan pada metode belajar lain. Guru meminta siswa membaca buku pengayaan naik 41,1 persen. Selain itu, instruksi agar siswa membuat proyek juga naik 32,6 persen.

Infografis Syarat Sekolah Boleh Tatap MukaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Infografis Syarat Sekolah Boleh Tatap Muka

Meski begitu, lama interaksi guru dengan siswa secara umum mengalami penurunan di jenjang SD, SMP, dan SMK. Hanya di jenjang SMA dan PAUD yang meningkat.

Pada jenjang SMA, peningkatan lama interaksi guru dengan siswa mencapai 1 jam lebih per minggu.

Sedangkan di PAUD pada semester lalu tidak ada interaksi sama sekali antara guru dan siswa. Semester ini interaksi terjadi hampir 6 jam per minggu.

"Media sosial masih menjadi media komunikasi paling populer. Di mana ini persentasenya di non tertinggal yang lebih besar," katanya.

Masih dalam survei itu, tercatat 84,3 persen guru di daerah nontertinggal memakai media sosial untuk berkomunikasi dengan siswa. Disusul aplikasi kelas online 29,9 persen, dan konferensi video 28,4 persen.

Kemudian media sosial dipakai oleh 50 persen guru. Disusul dengan komunikasi tatap muka di sekolah sebesar 34,8 persen, dan kunjungan ke rumah sekitar 30,4 persen.

Tak jauh dari persentase guru, survei menemukan 82,5 persen siswa juga masih melakukan pembelajaran dari rumah. Lalu 5,8 persen belajar tatap muka dan 11,6 persen kombinasi.

Jika dilihat berdasarkan frekuensi belajar dalam seminggu, Nur mengatakan kegiatan belajar siswa membaik. Mayoritas mengaku belajar setiap hari.

Namun, masih ada 46,7 persen siswa yang tidak yakin pembelajaran jarak jauh akan efektif jika diterapkan seterusnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah mengizinkan pembukaan sekolah dilakukan mulai Januari 2021. Nadiem menyerahkan kepada pemerintah daerah untuk membuka sekolah di tengah pandemi.

Namun, keputusan Nadiem memberikan kewenangan pembukaan sekolah ke pemerintah daerah menuai pro dan kontra. Ada pihak yang menilai PJJ tak bisa sdilanjutkan.

Namun, ada juga yang khawatir belajar tatap muka akan membahayakan keselamatan warga sekolah.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menilai masih banyak sekolah yang belum siap dengan sarana prasarana protokol kesehatan. Sedangkan Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru menilai seharusnya PJJ dilanjutkan sampai akhir tahun ajaran 2020/2021.

(fey/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER