Kediaman orang tua Menko Polhukam Mahfud MD di kawasan Pamekasan, Jawa Timur, digerebek massa simpatisan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Selasa (1/12).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono menerangkan kepolisian kini tengah memulai penyelidikan untuk mengusut aksi pengepungan massa tersebut.
Per hari Rabu (2/12), sambung Awi, penyidik sudah mulai memeriksa keterangan sejumlah saksi dan mulai mengumpulkan alat bukti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melakukan penyelidikan awal, mengumpulkan data termasuk melakukan klarifikasi ke beberapa orang," kata Awi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (2/12).
Penyelidikan itu, kata dia, dilakukan Polres Pamekasan dan Polda Jawa Timur. Awi mengatakan Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta juga tengah berkomunikasi dengan seluruh tokoh agama dan masyarakat yang berada di wilayah tersebut untuk membahas duduk perkara terjadinya insiden itu.
"Sehingga dengan kegiatan ini, sekalian mencari pokok permasalahan di sana. Sehingga, ke depan Madura bisa dalam keadaan kondusif," ucap Awi.
Dari keterangan sementara, sambungnya, sebelum mendatangi kediaman orangtua Mahfud, massa sempat melakukan audiensi dengan kepolisian setempat. Awi tak menjelaskan lebih lanjut ihwal materi audiensi itu.
"Mereka sebenarnya infonya akan melaksanakan audiensi ke Polres ternyata mereka bawa massa," kata Awi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/12).
Dia menuturkan, massa yang terdiri dari tiga kelompok itu juga berdemonstrasi di depan Mapolres Pamekasan. Hanya saja, aksi itu keburu dibubarkan aparat lantaran berpotensi menjadi pusat penyebaran virus corona (Covid-19).
![]() |
Berdasarkan catatannya, ada sekitar 600 orang yang dibubarkan aparat kala itu.
Namun, ada satu kelompok yang tidak langsung pulang setelah dibubarkan dari depan Mapolres Pamekasan. Mereka justru bergerak ke rumah Mahfud MD di Pamekasan lalu melanjutkan aksi di sana.
Mereka sempat berorasi selama beberapa saat di depan rumah tersebut. Namun, kata Awi, petugas yang sebelumnya disiagakan di lokasi langsung membubarkannya.
"Satu kelompok kurang lebih 100 orang tepat di depan kediaman ibu Menko Polhukam," ungkap Awi.
"Sempat berhenti 4 sampai 5 menit karena memang anggota sudah siaga di sana dapat antisipasi dan dibubarkan," sambungnya.
Dia mengklaim, aparat sudah mengantisipasi pengamanan di sekitar kediaman tersebut sejak perkara Rizieq bergulir.
Awi menuturkan, sudah ada surat perintah (Sprin) oleh Polres setempat untuk melakukan pengamanan secara tertutup di wilayah itu. Tujuannya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tak dinginkan terjadi.
"Karena memang anggota sudah siaga disana dapat antisipasi dan dibubarkan," kata Awi.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wishnu Andiko mengatakan pihaknya telah memeriksa sejumlah orang terkait aksi pengepungan rumah Mahfud di Pamekasan.
"Selanjutnya dalam proses penyelidikan dan pemeriksaan terhadap ke dua orang yang ada di lokasi (peserta demo). Ini sedang kita dalami yang di back up Polda Jawa Timur," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Trunoyudo Wishnu Andiko, Rabu.
"Massa itu adalah massa cair pasca mengemukakan pendapat dalam aksi solidaritas terhadap RS [Rizieq Shihab] yang ada di Jakarta," imbuhnya.
Kala itu, usai aksi di depan Mapolres Pamekasan, salah satu bagian dari massa yang bubar mendatangi rumah orangtua Mahfud.
"Kebetulan rumah Bapak Mahfud yang ada ibundanya berada di pinggir jalan. Kelompok massa ini melintas di halaman rumah dengan kisaran 100 orang," ujar Trunoyudo.
Sementara itu, Mahfud sendiri memastikan kediamannya yang berada di Kelurahan Bugih, Pamekasan, itu dalam keadaan aman. Menurut Mahfud, ibunya yang berada di rumahnya tersebut juga dalam kondisi aman.
Adik kandung dari Mahfud, Siti Marwiyah menceritakan saat pengepungan terjadi di rumah tersebut ada ibu kandung mereka yang berusia 90 ditemani kakak pertama berusia 70, dua perawat, dan satu asisten rumah tangga.
Siti mengungkapkan, ketika kejadian berlangsung Ibu kandung Mahfud sempat ketakutan menyaksikan kediamannya didatangi sekelompok orang. Mendengar itu, Siti yang tinggal di Surabaya pun bergegas berangkat ke Pamekasan sesaat setelah mendapat kabar tersebut.
Di sisi lain, koordinator aksi massa simpatisan Rizieq di Pamekasan, Syaiffudin Syurur, mengaku unjuk rasa di depan kediaman Mahfud adalah spontanitas. Dia membantah itu terjadi atas perintahnya.
Ia menilai aksi yang disebutnya spontanitas massa itu terjadi karena mereka marah atas pernyataan Mahfud soal Rizieq.
Itu kemarahan massa karena Mahfud sering mengomentari Habieb Rizieq berlebihan. Itu isyarat agar Mahfud tidak main-main dengan Habieb Rizieq," kata Syaifuddin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (1/12) malam.
Syaifuddin kemudian membahas aksi massa sebelumnya di Mapolres Pamkeasan. Ia menyatakan bahwa massa berharap kepolisian bersikap adil terhadap Rizieq.