Babak Belur Ekonomi Ilma, Jual Perabot hingga Makan Tepung

CNN Indonesia
Minggu, 13 Des 2020 19:09 WIB
Akibat pandemi Covid-19, Ilma dan keluarganya harus terpaksa makan seadanya serta menjual perabot rumah tangga demi memenuhi kebutuhan harian.
Keluarga Ilma juga harus kehilangan ponsel dan sepeda motor yang harus ditarik leasing usai tiga bulan tak mampu membayar cicilan. (Foto: CNN Indonesia/Tohirin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah tangga Ilma mungkin jadi satu dari banyak keluarga yang ekonominya babak belur selama hampir satu tahun pandemi Covid-19. Akibat pandemi, Ilma dan keluarga harus terpaksa makan seadanya serta menjual perabot rumah tangga demi memenuhi kebutuhan harian.

Tak cuma menjual perabot rumah tangga, keluarga yang menetap di Depok itu juga harus kehilangan ponsel dan sepeda motor yang ditarik leasing usai tiga bulan tak mampu membayar cicilan. Padahal, motor itu sebelumnya digunakan sang suami, Asep, untuk narik ojek daring.

Perempuan bernama Ilma Ferzia Handayani ini jadi terseok-seok untuk memikirkan kebutuhan makan harian. Pada satu periode, Ilma dan keluarga bahkan sampai hanya mengonsumsi makanan olahan tepung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, awal-awal pandemi memang hancur. Motor hilang. Perabotan juga dijualin. Dari awal corona suami udah enggak kerja," katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (11/12).

Ilma adalah ibu dari tiga anak. Dua anak di antaranya masih berusia dua dan lima tahun. Anak sulungnya berusia tujuh tahun yang kini memasuki tahun kedua di sekolah.

Bersama suami dan anak, Ilma menempati sebuah rumah yang berada di lorong selebar tak lebih dari dua meter di RT 07 RW 01, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Kota Depok. Tapi itu bukan rumah, hanya kontrakan yang baru ia tinggali bersama keluarga sejak tiga bulan terakhir.

Warga melintasi mural terkait pandemi virus Corona di kawasan Rawa Pasung, Bekasi, Selasa, 1 September 2020.  Presiden Joko Widodo mengklaim penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia masih terkendali. Klaim Jokowi ini mengacu pada angka pengendalian COVID-19 di Indonesia dengan negara lain yang dianggapnya masih lebih rendah. CNN Indonesia/Safir MakkiIlustrasi. Pandemi Covid-19 membuat kondisi ekonomi sejumlah keluarga di Indonesia terseok-seok. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Ilma menempati kontrakan berpetak itu setelah harus pindah dari rumah neneknya yang tak jauh dari situ. "Di situ anak nenek 12 orang. Enggak mungkin saya numpang juga," katanya.

Kontrakan Ilma berderet dengan tiga kontrakan lain. Namun, di antara keempatnya, kontrakan Ilma terlihat begitu kontras. Ruang depannya bersih dari perabotan rumah tangga. Selain karena belum lama ditinggali, sejumlah perabotan rumah tangganya memang telah ia jual untuk menutupi kebutuhan makan sehari-hari.

Beberapa perabotan seperti mesin cuci, kasur, dispenser, kulkas, ponsel, hingga helm telah ludes dijual untuk menambal kebutuhan rumah tangga. Barang-barang itu ia jual secara daring dan seadanya. Biasanya ia jual lewat grup-grup jual beli di media sosial Facebook.

"Suami jual hp-nya. Jadi lebih mentingin makan sebenarnya. Cuma, kan, orang berpikirannya beda. Jadi kayak enggak mentingin," katanya.

Awal November lalu, Ilma, suami, dan ketiga anaknya bahkan hanya bisa makan olahan tepung selama seminggu. Tepung itu ia olah menjadi berbagai jenis untuk makan sehari-hari seperti donat dan kue.

"Kadang bikin bolu. Biar pun seadanya, dah. Tapi bentuknya udah enak. Buat anak-anak segitu udah senang," kata dia.

Tapi, perjuangan Ilma dan sang suami tak berhenti sampai di situ. Kini, suami Ilma harus menarik ojek daring dengan meminjam motor bapaknya.

Sebagai ojol, suami Ilma rata-rata sehari mendapat penghasilan Rp100 ribu. Jumlah itu masih kotor, belum dipotong untuk bensin dan makan di jalan. Sehingga, dalam sehari, ia menerima uang dari suamianya rata-rata Rp50 ribu.

"Enggak tentu. Kadang di rumah, buat suami buat bensin, di rumah Rp50 ribu, kalau ada motor," katanya.

Kini, dengan penghasilan itu, untuk membayar kontrakan sebesar Rp650 ribu per bulan, Ilma harus pintar-pintar menyisihkan uang. Dalam sehari, katanya, ia biasa menyisihkan beberapa untuk membayar tagihan.

Hampir Setahun Pandemi, Dua Kali Bansos

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER