Kepolisian Indonesia mengungkapkan setiap anggota muda dari kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) yang dikirimkan ke Suriah akan diminta terlebih dahulu untuk menulis surat wasiat, sebelum mereka meninggalkan Indonesia.
Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Argo Yuwono menerangkan surat itu nantinya dipegang oleh pemimpin kelompok untuk dijadikan sebagai bukti kepada pihak keluarga bila anggota tersebut tewas di medan tempur.
"Setiap kader muda JI yang diberangkatkan ke Suriah, bahwa ia sudah dibekali surat wasiat itu dibawa dipegang oleh Amir. Seandainya nanti mati syahid di sana, nanti surat wasiat itu akan ditunjukkan ke keluarganya," terang Argo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo menuturkan pengungkapan informasi itu berdasarkan hasil pemeriksaan dari salah satu pemimpin atau amir JI, Para Wijayanto yang ditangkap pada 29 Juni 2019 lalu.
Menurut dia, pihak keluarga juga bakal menerima santunan dari pengurus JI sebagai bentuk belangsungkawa jika kader tersebut meninggal.
Para Wijayanto, lanjut Argo, mengaku telah mengirimkan kader mudanya ke Suriah sejak 2013 hingga 2018. Total, ada 7 angkatan yang diberangkatkan ke Suriah.
![]() |
Argo merinci, 1 angkatan terdiri dari 10 hingga 12 orang. Diduga, sebanyak 96 orang generasi muda JI telah dikirim ke Suriah.
"Sudah ada 7 angkatan yang dikirim, kemarin sudah saya jelaskan juga masalah pendanaan juga sudah saya sampaikan bagaimana dia bisa mengirimkan sampai ke Suriah," ucap Argo lagi.
Dalam hal ini, kata Argo, Suriah menjadi salah satu negara yang dijadikan sasaran pengiriman anggota JI. Selain negara itu, mereka juga menyuplai kadernya ke wilayah Palestina dan Yordania.
Dua negara itu, dijelaskannya sebagai negara baru yang menjadi tujuan anggota JI di wilayah Timur Tengah.