Menkes Ungkap Pengadaan GeNose Terhambat Kapasitas Produksi

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jan 2021 03:31 WIB
Pengadaan GeNose pendeteksi Covid-19 buatan UGM terkendala kapasitas produksi yang terbatas, karena itu Menkes Budi meminta bantuan BUMN.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Biro Setpres/Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pengadaan alat pendeteksi virus corona (SARS-CoV-2) buatan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, hingga kini masih terkendala kapasitas produksi.

GeNose yang dibanderol dengan harga Rp20 ribu itu telah mengantongi izin edar dan siap diproduksi. GeNose pun sebelumnya diklaim sebagai alat pendeteksi Covid-19 yang terbilang efektif sebab memiliki akurasi sensitivitas 92 persen dan spesifisitas 95 persen.

"Jadi GeNose sudah di-approve oleh Kemenkes, kita harapkan ada produksi di bulan Januari. Saya juga bilang di teman-teman Bio Farma," kata Budi dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalahnya adalah pada saat sudah di-approve, namun pas mau produksi karena ini proyek perguruan tinggi, maka tidak ada kapasitas produksinya," sambung dia lagi.

Melihat kondisi tersebut Budi mengaku kementeriannya bakal mengupayakan kerja sama lintas sektor Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk memenuhi kapasitas produksi. Sehingga hasil karya anak bangsa, lanjut dia, dapat segera diakses oleh publik.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu pun meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu mencarikan mitra produksi, salah satunya dengan PT Pindad (Persero).

"Karena susah mengejar kapasitas produksi, maka nanti itu akan kita lakukan supaya ada yang membantu dari sektor produksinya," jelas Budi.

GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 dengan metode hembusan napas. Alat ini akan menganalisa partikel volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan spesifik oleh penderita Covid-19 saat bernapas.

Tim GeNose UGM Dian K Nurputra sempat mengatakan per unitnya, alat atau mesin inti akan dijual Rp62 juta--sudah termasuk TOT, after sales service, dan PPN. Sementara alat penghubung sekali pakai untuk pengetesan GeNose hanya Rp20 ribu.

Alat ini terdiri atas kantong plastik, hepa filter, adaptor pipe, plug, dan selang PU sepanjang 15 meter.

Harga tersebut membuat GeNose menjadi alat pengetesan virus corona penyebab Covid-19, yang cenderung terjangkau. Sebab jika dihitung biaya per satu kali tes, masyarakat akan mengeluarkan biaya paling mahal Rp20 ribu.

Infografis Beda Tes Corona: Rapid Tes, Antigen, PCRInfografis Beda Tes Corona: Rapid Tes, Antigen, PCR. (CNNIndonesia/Basith Subastian)



Dian pun melanjutkan, alat tersebut dioperasikan menggunakan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi sampel.

Adapun pemeliharaan dalam penggunaan awal GeNose dianjurkan jika sudah melalui pengujian 5.000 sampel. Baru selanjutnya, pengecekan dan pemeliharaan hanya dilakukan per pemeriksaan 150 ribu sampel napas.

Petugas mengoperasikan alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2021). Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit GeNose C19 yang merupakan karya tim peneliti UGM kepada Kantor Staf Kepresidenan untuk membantu “screening” COVID-19 di lembaga negara tersebut.  ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.Petugas mengoperasikan alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2021). (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
(khr/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER