Malam Terakhir Penjaja Bandeng Musiman Imlek di Rawa Belong
Saban jelang tahun baru Cina atau Imlek, ada kesibukan musiman di Pasar Rawa Belong, Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pasar yang sehari-harinya merupakan tempat utama jual beli bunga atau kembang tersebut mendadak dipenuhi para pedagang musiman ikan bandeng.
Setidaknya sepekan hingga H-1 jelang imlek para pedagang musiman itu menjajakan ikan bandeng untuk dijadikan panganan khas saat perayaan tahun baru Cina. Untuk tahun baru Imlek 2021 ini, para pedagang musiman itu akan tutup buku Kamis (11/2) malam ini.
Salah satu pedagang musiman di sana mengatakan banyak penjaja imlek musiman di wilayah tersebut tahun ini berjualan lebih sebentar dibandingkan sebelum-sebelumnya. Jelang imlek 2021, mereka baru berjualan setidaknya sejak empat hari ke belakang.
"Biasanya seminggu sebelum Imlek udah mulai jualan," kata Tata, salah satu pedagang bandeng musiman jelang imlek di Rawa Belong saat ditemui CNNIndonesia.com, Kamis petang.
Tata mengaku sudah berjualan Bandeng musiman sejak 1980. Dari tahun ke tahun, kata dia, ikan bandeng yang dijajakan selalu laris manis. Apalagi, sambungnya, dahulu saat yang menjadi pedagang musiman bandeng jelang imlek masih sedikit.
Tata mengingat, sejak 1985 mulai banyak orang yang mengikuti jejaknya sebagai pedagang bandeng musiman.
"Mulai banyak orang yang ngikutin. Karena mereka kan liat, kok yang dagang sendiri tapi banyak banget yang belinya. Jadi orang pada ngikutin," jelasnya.
Dalam sehari ia bisa menjual 100 ekor Bandeng. Satu ekor dihargai Rp70.000 -100.000 olehnya, tergantung ukuran dan kualitas.
"Bisa [dapat] Rp10 juta kalau 100 ekor yang kejual," kata dia.
Terpisah, Supriadi, yang mengaku sehari-harinya sebagai penjaga makam mengaku rela mengalihkan empat harinya ke belakang demi mendapatkan cuan dari berjualan ikan Bandeng seperti Tata. Menurutnya, hasil penjualan ikan Bandeng bisa dua kali lipat dari modal yang ia keluarkan.
"Yah seumpamanya kita modal 5 juta, biasanya kita dapat untung 5 juta," kata dia yang mengaku ini adalah tahun kelima sebagai pedagang bandeng musiman.
Diakui dirinya, di tengah masa pandemi Covid-19 ada penurunan omset bandeng musiman yang bisa terjual.
"Kalau enggak pandemi 200 ekor atau lebih lah," aku dia yang pula mengaku seperti Tata kini seharinya rata-rata bisa menjual sampai 100 ekor bandeng.
Saat ditemui, ia tengah sibuk melayani beberapa pembelinya. Supriadi mengatakan, kebanyakan pembelinya adalah orang betawi atau orang-orang yang mau merayakan imlek.
Sebab, kata dia, mereka punya budaya makan Ikan Bandeng setiap Imlek. Supriadi menjadikannya sebagai peluang bisnis.
"Pasti orang Betawi, atau enggak yang mau imlek-an itu pada beli Bandeng," katanya.
Setelah empat hari berjualan, ia mengaku akan tutup buku malam ini.
"Ini [malam] terakhir, soalnya besok udah Imlek," kata dia.
Mengutip dari sejumlah literasi, fenomena santapan Bandeng saat imlek di Jakarta tak lepas dari tradisi lama Betawi yang menganggap bandeng sebagai ikan paling mahal sehingga hanya dimakan saat acara-acara khusus atau spesial.
(yla/kid)