Menelisik Kasus Aisha Weddings dan Keganjilan di Baliknya

CNN Indonesia
Jumat, 19 Feb 2021 09:44 WIB
Kemunculan Aisha Weddings yang menawarkan nikah dini, siri, poligami telah menggegerkan publik. Namun, ada sejumlah kejanggalan di balik situs tersebut.
Ilustrasi pernikahan. (Pixabay/niekverlaan)

Pendiri Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi lewat utas di akun Twitter-nya pekan lalu membeberkan perihal data teknis situs aishaweddings.com yang didapati pihaknya. Ia mengatakan situs itu telah muncul sejak 2018. Situs itu sebelumnya bernama aishaevents.com.

Situs tersebut kemudian mengunggah konten baru pada tanggal 9 dan 10 Februari 2021, setelah absen sejak tahun 2018.

Ismail menilai konten yang ada di aishaweddings.com belum lengkap dan cenderung provokatif. Dia melihat baru beberapa halaman situs yang terisi, seperti tentang keyakinan poligami untuk anak muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepertinya web ini baru dibuat, tapi keburu ketahuan," kata dia.

Ia juga berpendapat bahwa disinformasi yang meresahkan itu serius dibuat. Hal itu terlihat dari spanduk yang disebar di beberapa titik.

"Jika tujuannya untuk membangun keresahan, misi ini cukup berhasil, karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV," ujarnya.

Menurut Ismail masyarakat sebaiknya tidak melanjutkan perbincangan mengenai Aisha Weddings, karena tidak jelas siapa pembuatnya dan tujuannya dinilai bukan sungguh-sungguh sebagai WO profesional.

"Kita serahkan pada kepolisian untuk mengungkap pelakunya biar tidak terulang," tuturnya.

Sementara itu, salah satu pelapor Aisha Weddings ke polisi yakni Samindo ingin polisi tetap mengusutnya karena anjurannya soal menikah usia muda dianggap tidak sesuai norma dan aturan.

"Terkait itu pengalihan isu yang di situ disebutkan bahwa ini bukan WO [wedding organizer] murni, tapi ada unsur telik yang lain. Nah itu yang akan kami buktikan lebih jauh," kata Disna Riantina dari Samindo sebagai pelapor saat menyerahkan bukti tambahan ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (17/2).

Pengamat Media Sosial Enda Nasution mengatakan, kemunculan satu hal yang viral di sosial media atau dunia virtual, memang bisa memecah pandangan publik terhadap satu isu.

Menurutnya, warganet umumnya sudah punya pandangan dan kepercayaan masing-masing. Kemunculan isu di media sosial akan berdampak pada memperkuat atau merenggangkan kepercayaan tersebut.

"Banyak hal sekarang memecah pandangan publik, hampir selalu ada pro kontra, tapi secara umum netizen sudah punya pandangan dan kepercayaan sendiri-sendiri, isu di media sosial hanya memperkuat kepercayaannya itu," ujar Enda kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/2).

Namun Enda tak bisa merinci sasaran isu yang hendak ditarget dalam kasus Aisha Weddings.

Sementara saat viral Aisha Weddings di dunia maya, publik sedang ramai membicarakan sejumlah isu besar, seperti korupsi bansos yang menyeret elit partai politik penguasa, penanganan Covid-19, serta berbagai bencana di Indonesia yang diduga akibat masifnya pembangunan tak berkelanjutan.

Perempuan Menggugat Dispensasi Pernikahan Anak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER