Kepala Bidang Gempang Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkap potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan mengakibatkan tsunami setinggi 18 meter di Banyuwangi, Jawa Timur.
"Menghitung potensi rekahan yang mungkin terjadi di selatan Jatim itu magnitudo gempa 8,7 dengan tinggi gelombang 18 meter," kata Daryono kepada CNNIndonesia.com, Jumat (5/3).
Daryono menjelaskan tingginya aktivitas kegempaan di Jawa Timur karena wilayah selatan Jawa merupakan titik zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pertemuan lempeng itu merupakan generator gempa kuat sehingga wilayah selatan Jawa menjadi kawasan rawan gempa dan tsunami.
Daryono juga menegaskan gempa magnitudo besar disertai dengan gelombang tinggi sebelumnya pernah mengguncang Jatim, seperti pada 1994. Saat itu terjadi gempa magnitudo 7,8 dan gelombang tinggi 13,9 meter.
"Ini menunjukkan bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar. Besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu," ujarnya.
Ia juga meminta pemerintah daerah bersama masyarakat setempat untuk melakukan upaya mitigasi bencana dengan mendirikan bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kesadaran masyarakat tanggap bencana.
"Semua informasi terkait potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata. Tujuannya, meminimalkan dampak sehingga masyarakat dapat hidup dengan selamat, aman dan nyaman meskipun di daerah rawan bencana," kata Daryono.
(mln/fra)