Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan penundaan distribusi vaksin asal perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, hanya dilakukan untuk sementara waktu demi memenuhi prinsip kehati-hatian.
Adapun program vaksinasi tersebut akan dimulai apabila Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) rampung mengkaji efek samping dari penyuntikan vaksin AstraZeneca yang dikabarkan mengakibatkan pembekuan darah tersebut.
"Kita tidak ada penundaan ya untuk AstraZeneca, tapi hanya prinsip kehati-hatian yang kita lakukan untuk sambil menunggu proses quality control dari fisik AstraZeneca tadi," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers secara daring, Selasa (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia pun mengatakan beberapa negara yang sempat menunda juga mulai mengizinkan penggunaan AstraZeneca. Bahkan, ia juga menyinggung Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha yang akhirnya disuntik vaksin AstraZeneca pada hari ini, di tengah kekhawatiran terhadap isu pembekuan darah akibat pascavaksinasi.
Nadia yang juga menjabat Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes itu sekaligus menyatakan bahwa hingga saat ini sebanyak 17 juta orang di belahan dunia telah menerima suntikan dosis vaksin AstraZeneca.
Ia juga meminta publik tak perlu khawatir. WHO, kata dia, telah mengeluarkan pernyataan bahwa pembekuan darah tak ada korelasi dengan vaksin. AztraZeneca pun, lanjut Nadia, dinilai memiliki manfaat yang baik untuk lansia dan juga orang yang memiliki komorbid alias penyakit penyerta.
"WHO sudah meminta negara-negara untuk tidak menunda sementara vaksinasi AstraZeneca ini. Banyak negara yang kemarin menunda, kini sudah memulai vaksinasi kembali. Artinya AstraZeneca cukup aman, walaupun kejadian tersebut," ujarnya.
Beberapa negara diketahui memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Lembaga kesehatan di Denmark, Norwegia, dan Islandia menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca usai terdapat laporan terjadi penggumpalan darah terhadap sejumlah orang yang telah menerima suntikan dosis vaksin tersebut.
Indonesia sendiri memutuskan untuk menunda sementara distribusi dan penggunaan AstraZeneca pada Senin (15/3) kemarin. Diketahui, sebanyak 1.113.600 vaksin jadi AstraZeneca tiba di di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Senin (8/3) lalu. Kedatangan vaksin kali itu tercatat sebagai penerimaan vaksin tahap keenam di Indonesia.
Pengiriman vaksin AstraZeneca diketahui melalui skema kerjasama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility. Fasilitas tersebut merupakan kerja sama pengembangan vaksin antara Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan GAVI.
(khr/arh)