Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Ar Rahman Pane saat dikonfirmasi mengatakan masalah tersebut hanya miskomunikasi. Dia menyarankan jurnalis yang ingin melakukan wawancara harus melalui humas Pemko Medan.
"Salah komunikasinya itu, kalau misalnya mau wawancara, konfirmasi saya. Saya kan di dalamnya. Kalau malu bertanya jadi jalan-jalan dia. Konfirmasi dulu sama kami, biar kami arahkan," sebutnya.
Ar Rahman mengklaim wartawan tidak pernah dilarang untuk wawancara Wali Kota Medan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari yang saya lihat tidak diusir. Dia berdiri di dekat tangga, kan disitu ada lobby kursi lobby kan ada. Kalau Pak Wali turunkan nampak dari lobby itu. Tapi, mereka malah berdiri di dekat tangga itu, mungkin ditegur juga," ujar Ar Rahman.
"Kalau di lapangan kan enggak pernah dilarang. Pak Wali Kota malah sering nanyak mana ni yang mau wawancara. Mungkin konteksnya dia lagi di atas (kerja) jadi melalui perantara, nanti datang dulu ke saya, lalu saya menengahi. Perkara komunikasinya ini," imbuhnya.
Atas dugaan pelarangan kerja jurnalis yang hendak menunggu Bobby diduga oleh anggota wartawan tersebut CNNIndonesia.com sudah menghubungi Danpaspampres Mayjen TNI Agus Subiyanto. Namun, hingga berita ini ditulis perwira tersebut belum memberikan jawaban atau merespons.
Sementara itu, Asintel Paspampres Letkol (Inf) Wisnu Herlambang menyatakan akan memeriksa dulu kejadian sebenarnya.
"Saya cek terlebih dahulu," ujar dia saat dihubungi.