Rindu Jemaat Ahmadiyah, 15 Kali Lebaran di Pengungsian

CNN Indonesia
Kamis, 13 Mei 2021 12:38 WIB
Tahun ini kali ke-15 jemaat Ahmadiyah di NTB merayakan dan menjalani Ramadan juga Idulfitri di pengungsian. Mereka belum juga bisa pulang ke kampung halaman.
Wisma Transito adalah tempat milik Kementerian Transmigrasi di Mataram, Pulau Lombok, NTB yang digunakan sebagai tempat pengungsian jemaat Ahmadiyah pasca-diusir paksa dari Ketapang, NTB pada 2006 silam. (Arsip Jemaat Ahmadiyah NTB)

Tahun ini akan menjadi yang ke-15 bagi Ibah dan ratusan orang jemaat Ahmadiyah lain melewati Ramadan dan merayakan Idulfitri di pengungsian Wisma Transito, NTB.

Selama Ramadan, mereka beribadah seperti biasa, diikuti salat tarawih dan dilanjutkan tadarus. Namun karena masih masa pandemi, aktivitas ibadah tetap patuh protokol kesehatan dengan memakai masker dan salat berjarak antar-jemaah.

Pada hari terakhir Ramadan, kata Ibah, ia dan seluruh penghuni Wisma Transito terbiasa melakukan kerja bakti untuk persiapan Lebaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk lebaran besok rencananya mau gotong royong untuk membersihkan area Transito sama musalanya, juga untuk kita Salat Ied," kata Ibah kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/5).

Selayaknya orang lain saat menyongsong Idulfitri, Ibah menyiapkan menu makanan wajib. Selain opor, ia berencana menghidangkan makanan khas NTB yang wajib ada saat lebaran yaitu Pelecing Kangkung dan Ayam Taliwang.

Menurut dia, hari raya Idulfitri adalah momen spesial yang harus dipersiapkan. Meski ia pun tak menampik, di hari istimewa tersebut Ibah justru kerapkali sedih. Belasan tahun sudah ia tak bisa merayakan lebaran dengan tetangga dan kerabatnya di Ketapang.

Ia rindu melaksanakan Salat Ied bersama. Tapi Ibah harus menahan itu. Demi keamanan, dia memilih untuk mengikuti Salat Ied di Wisma Transito.

"Karena kita sebelum ke sini saja kita Salat Ied-nya di masjid kecil gitu, sebelum dirusak. Kangen aja pengen Salat di sana. Ketemu tetangga juga," ungkap Ibah.

Meski begitu saban lebaran, Ibah menuturkan, keluarganya selalu menyempatkan diri untuk mendatangi keluarga besar di Lombok Timur. Sesekali demi mengobati rindu, kadang-kadang dia dan keluarga juga mampir ke tempat tinggalnya dulu di Ketapang.

Meski rumahnya sudah tak ada, Ibah datang ke sana untuk menengok tetangga-tetangganya dulu.

Wisma Transito adalah tempat milik Kementerian Transmigrasi di Mataram, Pulau Lombok, NTB yang digunakan sebagai tempat pengungsian jemaat Ahmadiyah pasca diusir paksa oleh ormas Islam garis keras dari Ketapang, NTB 2006 silam.Wisma Transito adalah tempat milik Kementerian Transmigrasi di Mataram, Pulau Lombok, NTB yang digunakan sebagai tempat pengungsian jemaat Ahmadiyah pasca-diusir paksa oleh kelompok intoleran pada 2006 silam. (Arsip Jemaat Ahmadiyah NTB)

Ibah bercerita, sebenarnya kehidupan bertetangga di sana rukun-rukun saja, tak ada sentimen perbedaan keyakinan. Semua hidup berdampingan.

Namun, trauma penyerangan oleh kelompok intoleran membuatnya ragu untuk kembali. Selain itu, perangkat desa pun belum memberikan izin untuk warga Ahmadiyah.

Sehingga, Ibah merasa tidak ada jaminan keselamatan di sana. Kesimpulan itu ia ambil berkaca pada salah satu jemaat Ahmadiyah yang mencoba pulang ke tempat asalnya untuk tinggal dan beternak.

"Kemarin sih ada yang coba mau membangun lah, membangun tembok saja, mau pelihara ternak di sana, tapi ada teguran," cerita Ibah.

"Kayaknya belum terlalu aman walaupun sudah, beberapa sih, cuma beberapa orang yang belum terlalu welcome," imbuhnya.

Jemaat lain, Saleh mengakui, awal memulai kehidupan baru di pengungsian memang jadi masa-masa yang berat. Tanpa tempat tinggal pribadi, tanpa tetangga, hingga melewati momen spesial justru di lokasi pengungsian.

Kata dia, pada awal-awal itu banyak yang depresi berat. Bahkan dia sebut, hampir gila pasca-penyerangan dan pengusiran jemaat Ahmadiyah. 

Namun, lambat laun warga mampu menangani itu semua, lebih tenang dari sebelumnya. Bahkan, menurut Saleh, berangsur terbiasa merayakan lebaran jauh dari rumah.

"Sudah terbiasa survive," kata dia.

Lebaran tahun ini, jemaat Ahmadiyah menggelar Salat Ied di aula Transito. Kebersamaan itu, setidak-tidaknya bisa jadi penawar kegetiran. Meskipun, momen Salat Ied bersama keluarga dan kerabat dengan perasaan aman tidak akan pernah tergantikan.

(yla/nma)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER