Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan sejauh ini belum menemukan pedagang pecel lele di Jalan Malioboro yang menaikkan harga secara tak wajar alias nuthuk alias getok harga.
Meski begitu, pihaknya sudah menyiapkan sanksi berupa pencabutan izin berjualan selamanya.
"Kami pasti akan tindak tegas. Sudah kebijakan sejak awal, siapa pun yang menarik harga tidak sesuai ketentuan dan tidak normal harganya, maka sanksinya jelas; saat itu juga ditutup dan tidak boleh jualan selamanya di Malioboro," cetus dia, dalam keterangannya, Rabu (26/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dikatakannya terkait keluhan seorang pemilik akun TikTok @aulroket soal harga makanan sebuah warung lesehan pecel lele di Malioboro, Kota Yogyakarta, yang diduga dikerek atau dipatok secara tidak wajar. Vido itu kemudian viral di berbagai platform media sosial.
Heroe melanjutkan Pemkot Yogyakarta sudah menindaklanjuti keluhan wisatawan ini dengan meminta petugas keamanan Malioboro atau Jogoboro bersama komunitas pedagang untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap lapak-lapak warung kuliner di sepanjang Jalan Malioboro.
Hasilnya, klaim Heroe, tak ditemukan warung yang memasang tarif seperti dikeluhkan wisatawan tadi.
"Kami belum menemukan pedagang yang dimaksud oleh wisatawan tersebut. Saya yakin, pedagang di Malioboro memenuhi kesepakatan untuk menampilkan harga menu makanan yang dijual," ujar dia.
"Dan meskipun wisatawan yang datang turun signifikan, namun pedagang tidak lantas 'nuthuk' harga," lanjutnya.
Heroe meyakini dalam kondisi tertekan karena pandemi Covid-19 sekali pun tidak akan ada pedagang yang nekat berbuat demikian. Pasalnya, pemerintah dan pedagang serta komunitas telah bersama-sama mendeklarasikan untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan yang nyaman.
Jika pun ada, Heroe menduga 'nuthuk' harga itu terjadi pada warung yang tak masuk komunitas atau di luar jalan utama.
"Pasti ada oknum yang selama ini tidak masuk dalam komunitas Malioboro. Saat ini kami masih mencari jika kemungkinan terjadi di sirip-sirip jalan Malioboro," kata Heroe.
Ketua Paguyuban Lesehan Malam Malioboro Sukidi memberi tips agar pembeli melaporkan praktik nuthuk ini ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Mailoboro atau via kotak saran milik Pemkot Yogyakarta, bukan mengeluhkannya di media sosial.
Dia pun mendorong pembeli cermat melihat daftar harga terlebih dahulu demi menghindari praktik nuthuk ini. Jika dirasa terlalu mahal, wisawatan bisa bergeser ke warung lainnya.
"Saran kami jangan terus ngomongnya di medsos. Kan juga ada sarana pengaduan konsumen, baik lewat UPT (Malioboro) dan Pemkot juga sedia kotak saran. Kami pun siap membatu sebagai pengurus paguyuban untuk penyelasaiannya bila ada hal-hal yang kurang puas," ujar Sukidi.
Selain itu, ia mengingatkan agar para wisatawan atau pengunjung warung yang merasa jadi korban pedagang nakal ini turut menyertakan bukti.
"Contoh, nota atau bill, nama warung, pasti kita bantu. Tapi kalau enggak bisa nunjukkan bukti, sama aja itu pencitraan, pingin viral," cetus Sukidi.
![]() |
Sejauh ini, katanya, harga normal lesehan pecel lele di sekitar Malioboro berkisar Rp15 ribu sampai Rp18 ribu. Harga itu diperoleh seusai survei yang dilakukan pihaknya terhadap para pedagang di lokasi itu.
"Walaupun ini masih masa-masa pandemi, teman-teman pedagang masih bisa berpikir positif, dalam arti persiapan-persiapan menghadapi musim liburan lebaran tetap terkontrol, baik tentang harga dan pelayanan," kata Sukidi.
Sebelumnya, viral video harga pecel lele malioboro setelah seorang diduga wisatawan mengeluhkannya di TikTok.
"Jogjakarta harganya gak masuk akal! Makan kaki 5, harganya bintang 5," tulisnya pada caption layar video di akunnya, @aulroket.
Ia mengaku diminta membayar Rp27 ribu untuk seporsi nasi putih dan lele tanpa lalapan. "Ternyata kita mau pesan lalap, itu nambah 10 ribu lagi," kata dia dalam video TikTok tersebut.
Dirinya mengaku sebetulnya sudah menanyakan harga sebelum memesan. Namun, ia enggan untuk pergi atau membatalkan pesan karena minuman sudah diantar terlebih dahulu ke mejanya.
"Buat kalian viewers gue orang Jogja coba kasih tahu, kenapa makan di daerah sini (Malioboro) itu harganya suka enggak sesuai," ucapnya.
Diketahui, kasus getok harga pernah mencuat saat wisatawan kena getok harga lesehan 'Intan' hingga Rp490 ribu, pada 2017. Wisatawan terkait kemudian melaporkannya ke UPT Malioboro yang kemudian menindaklanjutinya dengan pemberian sanksi penutupan sementara lesehan itu.
(kum/arh)