Rentetan Kebocoran OTT saat Firli Deputi Penindakan KPK

CNN Indonesia
Kamis, 17 Jun 2021 14:54 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri diduga kerap membocorkan perkara hingga OTT saat menjabat deputi penindakan KPK. Firli tak diproses etik karena keburu ditarik Polri.
Ketua KPK Firli Bahuri diduga ikut menghambat kasus dugaan korupsi di wilayah Sumatera Selatan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Hambatan penanganan perkara juga dialami oleh tim Satgas Penyelidikan lainnya. Salah seorang Kasatgas Penyelidikan perempuan berujar hambatan terjadi karena proses pengajuan surat perintah lama dan acap kali dikembalikan oleh deputi.

Selain itu, ia mempermasalahkan mekanisme penyadapan yang lama dan keterbatasan menyadap nomor telepon.

"Di penyelidikan, satu satgas dibatasi hanya dengan 40 nomor saja untuk semua sprin. Dengan pembatasan itu, tim selalu mengganti target yang di-marking dari satu kasus ke kasus lainnya. Namun, proses pengajuan marking lama," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat kasus di empat kota berbeda yang ditangani oleh Tim Satgas Penyelidikannya pun bocor.

"Kebocoran terkait penyadapan nomor telepon sudah biasa, namun ketika tim landing sekitar 20 menit, sudah terdapat komunikasi ajudan TO [Target Operasi] dengan pemberi bahwa tiga huruf sudah merapat," tuturnya.

Proses penanganan perkara juga mengalami hambatan ketika dua tim lapangan tiba-tiba mendapati perlakuan berbeda saat dirazia polisi.

"Tim yang terkena razia dibawa ke Polres karena adanya tuduhan membawa narkoba dan penggunaan mobil bodong," katanya.

"Tidak lama kemudian tim yang berhasil lolos dari 2 kali razia sedang menepi, namun tiba-tiba polisi yang menggunakan motor merazia tim tersebut dan meminta kembali KTP tim. Pada saat itu, tim mendengar komunikasi polisi tersebut dengan polisi lainnya, komunikasi tersebut terdengar '86 86 iya pak mereka dari KPK'," ujarnya.

Sementara di satgas penyelidikan lainnya kebocoran terjadi saat KPK tengah menangani kasus dugaan korupsi di Sumatera Selatan (Sumsel). Dalam notulensi pertemuan tertulis:

"Terkait kebocoran kasus di Sumsel tanggal 4 Juli antara ajudan Bupati dengan Bripka S, 'iya adeknya pak Firli, mau menghadap bupati'. Kemudian ada komunikasi lainnya tanggal 23 Juli antara ajudan dan Bripka S yaitu, 'minta tolong disampaikan kepada bapak Bupati bahwa saya disuruh menemui pak Bupati oleh adik kandung saya, atas nama Irjen Pol Drs. Firli Deputi Penindakan' berupa SMS. Sejak itu, kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan."

Dalam pertemuan itu, keluhan juga disampaikan oleh Kasatgas Penyidikan KPK. Mereka menyampaikan sejumlah hambatan, di antaranya seperti pencekalan terhadap orang-orang tertentu tidak ditandatangani deputi, hambatan memanggil saksi-saksi tertentu, ekspose di tingkat kedeputian ditunda-tunda, pergantian Satgas yang menangani perkara, hingga upaya menghambat kinerja penyidik dalam menangani perkara.

Pimpinan KPK ketika itu merespons dengan menyatakan secepatnya akan mengatasi hambatan-hambatan penanganan perkara seperti yang disampaikan penyelidik ataupun penyidik.

"Kalau memang ada persoalan di tingkat deputi, akan kita bereskan," demikian bunyi salah satu poin yang diutarakan pimpinan KPK.

Terpisah, mantan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, membenarkan ada pertemuan antara pimpinan KPK dengan pegawai pada April 2019. Dalam pertemuan itu, ia menerima informasi lengkap perihal hambatan penanganan perkara.

"Ada laporan atau petisi dari staf, lalu pimpinan dan staf merapatkan hal itu membahas sejumlah indikasi, fakta dan analisis-analisis dan lain-lain. Rapat itu menanggapi petisi sejumlah staf yang intinya meminta hentikan segala bentuk upaya menghambat penanganan kasus, di antaranya isu kebocoran," ujar Saut kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/6).

Saut sangat marah ketika mendengar laporan para penyelidik dan penyidik terkait dugaan kebocoran dalam proses penanganan perkara. Menurut Saut, saat itu KPK tengah menggenjot OTT untuk membongkar praktik korupsi.

"Saya marah-marah sebab KPK itu bukan milik deputi atau penyidik, kenapa lambat? Lalu terinformasi indikikasi perlembatan karena bocor operasi. Waktu saya katakan kebocoran operasi itu soal serius," ujarnya.

CNNIndonesia.com sudah menghubungi Ketua KPK Firli Bahuri terkait dugaan kebocoran yang terjadi selama dirinya menjabat Deputi Penindakan KPK. Namun, yang bersangkutan belum merespons sampai berita ini ditulis.

(ryn/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER