Gerakan Dokter Sebut Banyak Nakes Undur Diri Saat Pandemi
Gerakan moral Dokter Indonesia Bersatu (DIB) mengatakan tak sedikit tenaga kesehatan (nakes) yang resign alias mengundurkan diri selama pandemi virus corona (Covid-19) menjangkiti Indonesia dalam 16 bulan terakhir.
Ketua DIB Eva Sri Diana Chaniago menyebut alasan para nakes mundur dari pekerjaannya itu kebanyakan karena kelelahan, beban kerja yang semakin berat seiring dengan lonjakan pasien Covid-19, namun insentif yang dijanjikan pemerintah justru mampet.
"Nakes berkurang akibat ada yang wafat, isoman [karena positif Covid], dirawat, bahkan banyak juga yang resign. Semua berkenaan karena Covid," Eva saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/7).
Selain itu, ada beberapa alasan pribadi lain untuk resign seperti dilarang keluarga hingga nakes yang ingin melanjutkan studi.
"Saya kira alasan resign yang utama karena pendapatan tidak sebanding dengan beban kerja. Belum lagi ketakutan akan kematian tapi mungkin itu masih di bawah beban kerja ya," ujar Eva.
Eva menjelaskan nakes yang menangani pasien Covid-19 sejauh ini dikategorikan menjadi tiga: nakes pegawai tetap di rumah sakit, nakes PNS, dan juga nakes relawan.
Dari tiga kategori tersebut, sambungnya, nakes relawanlah yang paling banyak mundur karena tidak ada ikatan kerja kuat dengan rumah sakit tempat mereka bekerja.
Secara lebih rinci, Eva tak memaparkan jumlah nakes yang memilih resign berdasarkan catatan pihaknya. Ia hanya menyebut laporan itu tentunya bisa dicek karena tercatat di setiap rumah sakit.
Kondisi Nakes Relawan
Eva melanjutkan, relawan nakes biasanya dikontrak dua bulan sekali. Mereka mendapatkan penghasilan hanya dari insentif yang diterima tanpa tambahan gaji lainnya seperti tunjangan dan lain-lain. Untuk insentif, ia mecontohkan dokter spesialis Rp15 juta, dokter umum Rp10 juta, dan perawat Rp7,5 juta.
Namun itupun, menurutnya, sering dibayar tertunda sampai berbulan-bulan. Klaim pembiayaan perawatan Covid-19 di faskes yang terlambat dibayar Kemenkes, kaanya, juga menjadi salah satu dugaan membuat rumah sakit telat membayar gaji nakes yang berstatus pegawai tetap rumah sakit.
"Ini juga menjadi sebab utama nakes sehingga resign, terutama biasanya relawan. Karena mereka hanya mengharapkan insentif, tanpa gaji, tunjangan, apalagi THR," kata dia.
Lihat Juga : |
Pun di tengah lonjakan Covid-19 yang terjadi seperti sebulan belakangan . Ia mengatakan banyak nakes yang kewalahan hingga tak sedikit yang kemudian ikut terpapar covid-19. Eva menyebut, biasanya 5-6 nakes dituntut mampu menangani 50 pasien dalam sehari kerja.
Belum lagi kemudian pasien Covid-19 yang datang mayoritas kini banyak yang sudah mengalami perburukan gejala. Kondisi-kondisi yang memburuk tersebut menurutnya juga perlu perawatan intensif, sementara kapasitas ruangan terbatas, pun jumlah nakes juga semakin kurang.
"Beban kerja itu ya yang berat memang, belum lagi kondisi mental kami karena kerap menyaksikan pasien yang meninggal dan sempat meminta pertolongan kepada nakes, itu jadi torehan-torehan luka," ujar Eva.