Kasus Covid Menurun, Satgas Tegaskan Masih Perlu Pembenahan

KPCPEN | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jul 2021 21:37 WIB
Beberapa hal yang perlu dibenahi dalam upaya penanganan pandemi pada masa PPKM di Jawa dan Bali seperti testing yang rendah dan angka kematian yang tinggi. (Foto: ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan, secara nasional dalam 7 hari ke belakang, kasus positif mengalami penurunan sebesar 40 persen, seiring kesembuhan yang meningkat lebih dari 70 persen.

Adapun persentasi bed occupancy ratio (BOR) pada tingkat nasional juga disebut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito terlihat menurun secara konsisten. Wiku menegaskan, perkembangan baik ini patut disyukuri,

"Jika dilihat pada persen kasus aktif, terlihat mulai mengalami penurunan selama 3 hari terakhir," ujar Wiku pada Kamis (22/7).

Dia kemudian menyampaikan apresiasi terhadap seluruh tenaga kesehatan, juga pemerintah daerah yang bergerak cepat membantu pelaporan pasien serta kontak erat Covid-19. Namun, lanjutnya, masih ada beberapa hal yang diperbaiki bersama.

Hal tersebut antara lain adalah testing, di mana jumlah orang yang diperiksa mengalami penurunan dalam 4 hari terakhir. Menurut Wiku, semakin tinggi angka testing, maka akan semakin banyak kasus terdeteksi yang dapat ditangani sejak dini.

Selanjutnya, adalah angka kematian yang cenderung meningkat. Selama 6 hari berturut-turut, Indonesia mencatatkan kematian lebih dari 1.000 orang per hari.

"Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekadar angka, di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita," kata Wiku.

Dia menekankan, penurunan kasus positif dan peningkatan angka kesembuhan harus diikuti dengan penurunan kematian. Selain itu, zonasi risiko tingkat
kabupaten/kota saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang kurang baik, dengan 180 kabupaten/kota masuk dalam zona risiko tinggi. Zonasi ini didominasi 33 kabupaten/kota di Jawa Timur, 29 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dan 21 di Jawa Barat.

"Untuk itu perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap, kita wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing, dan menurunkan angka kematian," ungkap Wiku.

Sementara perkembangan yang membaik seperti kasus positif, kasus aktif, BOR harian, hingga angka kesembuhan disebut harus terus dipertahankan. Dengan begitu, zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera berpindah ke zona oranye dan zona kuning.

Evaluasi 7 Provinsi di Jawa-Bali

Terkait perkembangan pada 7 provinsi di Jawa dan Bali yang melaksanakan PPKM, Wiku menyatakan hasilnya masih fluktuatif. Dia mengingatkan, perkembangan kasus positif, kesembuhan dan kematian, serta BOR masuk dalam penilaian kesiapan daerah untuk dibuka kembali secara bertahap.

Demikian pula jumlah desa/kelurahan yang tidak patuh protokol kesehatan dan cakupan posko di wilayah yang melaporkan kinerja, juga perlu dijadikan pertimbangan. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa terjadi tren penurunan kasus positif selama 7 hari pada hampir seluruh provinsi ini, kecuali Bali.

"Bali masih mengalami kenaikan kasus positif hingga 3 hari terakhir. Sama halnya dengan kasus sembuh, 5 dari 7 provinsi ini menunjukkan adanya tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta dan DIY," papar Wiku.

Di DKI Jakarta dan DIY juga masih menunjukkan penurunan kesembuhan. Wiku mengungkapkan, kematian pada hampir seluruh provinsi terpantau meningkat,
kecuali DKI Jakarta. Per Rabu (21/7), DKI Jakarta memperlihatkan penurunan yang signifikan, dari 268 menjadi 95 kematian dalam sehari.

Sedangkan dilihat dari BOR, seluruh provinsi telah menunjukkan penurunan, kecuali Bali.

"Bali, sama seperti kasus positifnya, BOR nya masih perlu menjadi perhatian untuk segera diperbaiki. BOR di Bali masih menunjukkan peningkatan selama 7 hari terakhir," kata Wiku.

(rea)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK