Satgas Covid-19 Larang Warga Isoman dengan 4 Kondisi
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta sejumlah pihak tidak memaksakan diri melakukan isolasi mandiri (isoman) saat terpapar virus corona. Larangan itu berlaku untuk empat jenis kondisi.
Wiku menyebut permintaan itu dilakukan menyusul banyaknya temuan kasus kematian warga terpapar Covid-19 yang menjalani isoman. Mereka kebanyakan meninggal lantaran terlambat mendapat akses pengobatan yang baik.
"Untuk masyarakat jika berada dalam salah satu golongan ini, yaitu mengalami gejala sedang-berat, atau berusia di atas 45 tahun, atau memiliki komorbid, dan atau tidak memiliki tempat yang memadai untuk isoman, kami mohon untuk tidak melakukan isoman," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (29/7).
Wiku lantas meminta mereka yang tidak seharusnya menjalani isoman di rumah untuk melakukan perawatan di rumah sakit lapangan atau tempat isolasi terpusat yang difasilitasi pemerintah pusat maupun daerah.
Wiku menyebut khusus di Jawa-Bali pemerintah sudah menyediakan sekitar 34 ribu tempat tidur isolasi. Rinciannya, DKI Jakarta 17.594 tempat tidur, Jawa Barat 4.310 tempat tidur, Jawa Tengah 6.089, Jawa Timur 7.339, DI Yogyakarta 2.031, Banten 868, dan Bali 1.001 tempat tidur untuk isolasi terpusat.
"Manfaatkanlah tempat isolasi terpusat yang telah disediakan pemerintah di wilayah anda. Perawatan di tempat isolasi terpusat diawasi langsung oleh nakes dan dipantau, baik tanda vital, gejala, pola makan, dan obat-obatannya. Sehingga jika terjadi perburukan bisa langsung ditangani," kata dia.
Sementara untuk pasien dengan tanpa gejala atau OTG dan bergejala ringan, kemudian tidak memiliki komorbid, berusia kurang dari 45 tahun, dan memiliki rumah yang ideal untuk menjalani isoman, maka Wiku berharap mereka juga tetap menjaga pola makan dan mengonsumsi obat.
Koalisi Warga Lapor Covid-19 sebelumnya mencatat sebanyak 2.707 pasien terpapar virus corona meninggal dunia saat menjalani isoman. Laporan itu merupakan data terbaru per Selasa (27/7).
Dalam situs resminya, Lapor Covid-19 menyatakan data tersebut diperoleh dari tiga sumber. Pertama, data laporan yang diterima oleh tim relawan Lapor Covid-19, kemudian data kedua diperoleh dari komunitas yang berasal dari lembaga CISDI, dan data ketiga didapatkan dari data pemerintah yang hanya bersumber dari dinas provinsi DKI Jakarta.