Cerita Ibu Hamil Reaktif Covid-19 Susah Cari RS Buat Bersalin
Pandemi covid-19 yang tak kunjung berakhir, membuat sejumlah pihak kesulitan untuk mendapatkan penanganan medis di rumah sakit (RS). Hal ini dialami Karmila (32), seorang ibu hamil (bumil) istri Tukul (41), warga Dusun Ponorogo, Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, Lampung.
Informasi yang diterima CNN Indonesia.com, kondisi kandungan Karmila memasuki usia 10 bulan dan hasil USG dari seorang bidan menyatakan bahwa bayi dalam kandungannya besar dan tidak mungkin dilahirkan secara normal. Pihak keluarga panik mengingat sang ibu dalam kondisi darurat dan harus segera menjalani operasi caesar.
Rini, adik ipar Karmila, membenarkan kejadian tersebut. Ia menceritakan, sebelumnya ia bersama keluarga membawa Karmila yang mau melahirkan itu ke bidan Zubaidah di daerah Perumnas Desa Seloretno, Kecamatan Sidomulyo, Selasa (27/7) malam lalu.
"Di tempat bidan ini, mbak Karmila diperiksa kandungannya. Hasil USG, katanya bayinya besar dan beratnya sekitar 4,5 Kg dan tidak memungkinkan melahirkan secara normal dan kami disarankan untuk membawa mbak saya Karmila ke Kalianda," kata Rini kepada redaksi, Sabtu (31/7) sore.
Malam itu juga sekitar pukul 21.00 WIB, Rini bersama keluarga langsung berangkat ke Kalianda yakni di klinik bersalin dr. Marsuzki. Sesampainya di klinik tersebut, petugas mengecek kondisi kehamilan kakak iparnya dan juga dilakukan rapid test antigen. Hasilnya, Karmila dinyatakan reaktif covid-19 meski kondisi Karmila dalam kondisi sehat dan tanpa gejala (OTG).
"Karena di klinik ini dokter bedah yang biasa menangani pasien operasi melahirkan sedang tidak ada, kami disarankan untuk ke Rumah Sakit Bob Bazar Kalianda. Saat itu juga, saya dan keluarga membawa mbak Karmila ke RSUD Bob Bazar sembari membawa surat hasil rapid test antigen,"ujarnya.
Setelah dari klinik bersalin, malam itu juga mereka ke RSUD Bob Bazar dan membawa surat hasil rapid test antigen Karmila. Petugas RSUD Bob Bazar sempat memeriksa kandungan mbak Karmila, katanya sudah bukaan dua.
Namun, pihak RSUD Bob Bazar menolak persalinan mbak Karmila, alasannya ruangan penuh dan tidak ada stok oksigen.
"Selain ruangan penuh dan tidak ada oksigen, petugas juga bilang kalau disini (RSUD Bob Bazar) enggak ada kamar operasi khusus pasien covid-19 dan juga enggak ada ruangan untuk isolasi jadi harus ke Rumah Sakit besar," ucapnya.
Selain itu juga, mereka disarankan oleh petugas RSUD Bob Bazar untuk membawa Karmila ke RS di Bandarlampung atau RS Airan Raya karena kondisi kandungannya sudah bukaan dua. Lalu kami minta surat rujukannya, tapi pihak RSUD Bob Bazar tidak diberikan.
"Yang buat kami bingung dan aneh, kenapa petugas RSUD Bob Bazar ini minta sama kami kalau kami sudah sampai di RS di Bandarlampung atau RS Airan Raya, kami tidak boleh mengatakan kalau dari RSUD Bob Bazar. Ya kami nurut saja, karena di pikiran kami yang penting mbak Karmila bisa segera dapat perawatan," kata Rini.
Penolakan RS juga dibenarkan oleh Armi, adik kandung Tukul suami dari Karmila kepada CNN Indonesia.com yang malam itu ikut mengantarkan Karmila.
Saat itu juga, kata Armi, keluarga langsung berangkat lagi membawa Karmila ke Kota Bandarlampung dan tiba sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
"Kami menuju ke RS Imanuel, dan pihak RS Imanuel menolak juga persalinan mbak Karmila dengan alasan sama seperti di RSUD Bob Bazar Kalianda ruangan penuh dan stok oksigen juga tidak ada. Karena ditolak, saat itu juga kami langsung ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM)," kata Armi.
Begitu sampai di RSUAM, keluarga harus menelan pil pahit dan kekecewaan karena persalinan Karmila ditolak pihak RSUAM dengan alasan ruangan penuh. Keluarga Karmila pun marah.
"Jadi petugas RSUAM ini mengatakan, ini mau melahirkan kenapa kok dibawa ke sini (RSUAM) karena di RS inikan banyak pasien covid nanti kamu semua malah tertular virus corona mau. Mestinya ke RSUD Bob Bazar dulu, kan disana juga ada fasilitasnya," kata Armi menirukan ucapan petugas RSUAM.
Kemudian, lanjut Armi, petugas RSUAM juga menanyakan kenapa bidan desanya tidak ikut mendampingi, dan keluarga diminta untuk menghubungi bidan desa.
Setelah menghubungi bidan desa, barulah petugas RSUAM memeriksa kandungan Karmila. Ternyata, Karmila belum mengalami pembukaan dan keluarga diminta untuk pulang dan menunggu satu minggu lagi.
"Kata petugas RSUAM ini, kalau memang nanti ini saudaranya benar-benar sudah mau lahiran kami disuruh ke RSUD Bob Bozar dulu minta surat rujukannya baru nanti diterima disini (RSUAM),"ucapnya.