Persi Minta Rumah Sakit Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19

CNN Indonesia
Jumat, 24 Sep 2021 10:15 WIB
Persi meminta seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 bersiaga menyiapkan potensi gelombang ketiga pandemi di Indonesia.
Petugas medis melakukan perawatan pasien di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, Yogyakarta, Minggu (4/7/2021). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) meminta seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 selalu siaga menyiapkan kondisi lonjakan kasus. Hal ini untuk mengantisipasi potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Persi Lia Gardenia Partakusuma mengatakan belajar dari pengalaman sebelumnya, Indonesia berpotensi mengalami lonjakan Covid-19 tiga bulan pasca negara tetangga mengalami lonjakan. Menurutnya kasus-kasus Covid-19 yang ditemukan pada pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah bisa menjadi ancaman serius akan lonjakan Covid-19.

"Kami tetap harus mengantisipasi karena bisa saja ada gelombang ketiga yang masuk, karena tetangga kita Singapura dan Malaysia mulai meningkat lagi walaupun di sana, mereka vaksinasinya sudah tinggi," kata Lia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi IX DPR RI Channel, Kamis (23/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lia mengatakan pihaknya telah melakukan penataan SDM yang berkompeten di masing-masing fungsional kerja. Ia juga meminta masing-masing rumah sakit untuk memperhitungkan betul konversi tempat tidur agar tidak terjadi kondisi 'kelabakan' manakala pasien Covid-19 kembali melonjak.

Tak hanya itu, Lia juga menyebut pihaknya telah mewanti-wanti seluruh rumah sakit untuk mempersiapkan dengan apik alat kesehatan, obat, hingga oksigen agar stok dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian tidak muncul kekurangan logistik apabila terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

"Nah, ini mungkin rumah sakit harus berhati-hati bagaimana caranya agar begitu [tempat tidur Covid-19] diturunkan, lalu tiba-tiba ada pasien Covid-19 kemudian sulit untuk mengubahnya," kata dia.

Lebih lanjut, Lia juga menyoroti sejumlah pedoman pemerintah yang menurutnya harus direvisi. Ia menyebut, dalam beberapa kasus pihak rumah sakit harus menggunakan obat Covid-19 yang sebenarnya tidak ada dalam pedoman pemerintah.

Selain itu, pada masa transisi dari pandemi menuju endemi, Lia meminta agar pemerintah benar-benar mempersiapkan segala aspek mulai dari akselerasi program vaksinasi nasional dan gotong royong. Salah satunya adalah memanfaatkan rumah sakit swasta dan puskesmas sebagai fasilitas pemberian vaksin bagi masyarakat.

"Varian mutasi sekarang mengakibatkan terjadi kondisi lebih berat, sehingga dampaknya jenis pengobatan terutama di rumah sakit rujukan terkadang diinginkan melewati pedoman yang ada," ujar Lia.

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko memprediksi Indonesia berpotensi masuk puncak gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021. Prediksi gelombang ketiga itu menurutnya bakal terjadi apabila capaian vaksinasi Covid-19 nasional tak sampai 50 persen pada akhir 2021.

Selain itu, banyaknya relaksasi atau pelonggaran aktivitas selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut menyumbang potensi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terulang kembali, utamanya pada libur panjang Natal dan akhir tahun.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah mengingatkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia belum keluar dari zona bahaya kendati penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.

Senior Adviser to WHO Director General Diah Saminarsih mewanti-wanti ancaman gelombang ketiga di Indonesia lantaran mobilitas masyarakat mulai meningkat lagi bahkan menyerupai kondisi sebelum pandemi Covid-19 menjangkiti Indonesia.

Infografis - Badai Sitokin pada Covid-19Infografis - Badai Sitokin pada Covid-19. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)

Wanti-wanti Lonjakan Kasus di Asia Tenggara

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER