Jakarta, CNN Indonesia --
Pelaksanaan program vaksinasi dosis tiga atau booster Covid-19 untuk masyarakat umum sudah berlangsung sejak awal pekan ini, Rabu (12/1).
Wakil Gubernur DKI Jakarta A Riza Patria mengungkapkan jumlah orang lanjut usia (lansia) yang sudah menerima vaksin booster sebanyak 2.200 orang per hari Kamis (13/1).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim sudah melaksanakan program ini di seluruh puskesmas yang tersebar di 42 kecamatan. Termasuk, di Kepulauan Seribu juga sudah melaksanakan program ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Booster itu alhamdulilah sudah 2200 [lansia], dilaksanakan di seluruh puskesmas kecamatan, ada 42 dan hari ini mulai di Kepulauan Seribu juga," ujar Riza kepada wartawan, Kamis (13/1) malam.
Riza mengungkapkan saat ini target Pemprov DKI untuk vaksin booster sebanyak 8 juta orang dewasa atau untuk 18 tahun ke atas. Meski demikian, pihaknya tetap memprioritaskan lansia dan kelompok rentan.
"Tapi kita prioritas memang targetnya 8 jt usia dewasa 18 thn ke atas, tapi prioritas lansia dulu," tambah Riza.
Lebih jauh, ia juga memaparkan bahwa stok vaksin booster merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Sedangkan, pihak Pemprov hanya bisa berkoordinasi.
"Vaksinnya itu menjadi tugas tanggung jawab pemerintah pusat. Kita terus berkoordinasi alhamdulilah sejauh ini tidak ada masalah," tambah Riza.
Tidak hanya itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan pelayanan vaksin booster terbuka untuk masyarakat ber-KTP DKI Jakarta maupun non-KTP DKI Jakarta.
"Untuk penduduk non-KTP DKI Jakarta, tidak perlu melampirkan surat keterangan domisili saat pelaksanaan vaksin booster," kata Widyastuti dalam keterangannya, Rabu.
Ia menyampaikan seluruh fasilitas kesehatan (faskes) milik Pemprov DKI Jakarta siap melaksanakan vaksin booster.
Baca halaman selanjutnya puluhan daerah melaksanakan booster vaksinasi di Sumut.
Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Nora Violita Nasution menyebutkan saat ini 31 kabupaten kota di Sumut sudah boleh melaksanakan vaksinasi booster per Kamis (13/1).
"Saat ini totalnya menjadi 31 dari sebelumnya 29 kabupaten/kota yang telah ditetapkan," kata Nora, Kamis.
Nora menjelaskan saat ini hanya tinggal dua daerah saja yang belum mendapatkan izin untuk melaksanakan vaksinasi booster, yaitu Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Padanglawas.
"Untuk jumlah tempat pelayanan vaksin booster, berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sumut adalah 607 puskesmas dan 53 rumah sakit pemerintah se-Sumut," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah mengakui jika Medan sudah diperbolehkan ikut melaksanakan vaksinasi booster. Pelaksanaannya sudah bisa dilakukan di seluruh puskesmas dan rumah sakit rujukan.
"Hari ini sudah bisa laksanakan kegiatan vaksinasi booster di berbagai tempat faskes puskesmas dan rumah sakit rujukan seperti Pringadi," ucapnya.
Adapun untuk vaksin yang tersedia untuk vaksinasi booster ini adalah vaksin Pfizer. Hal ini sesuai dengan persediaan stok yang ada di faskes karena suplai vaksin dari Kemenkes RI belum tiba.
"Booster ini gratis dan syaratnya umur di atas 18 tahun, vaksinasi kedua sudah lewat enam bulan dan membawa KTP untuk mengisi data diri di aplikasi peduli lindungi," terangnya.
Dia berharap, pada vaksinasi booster ini bisa berjalan dengan menjangkau masyarakat sebanyak-banyaknya. Namun untuk tahap awal, tambahnya, adalah menyasar para lansia.
"Masyarakat umum tentunya juga dipersilahkan. Karena ini kan untuk penambahan imunitas tubuh masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Pirngadi Medan, Syamsul Arifin mengatakan akan mengadakan vaksinasi booster sekaligus dengan vaksin anak usia 6-11 tahun secara bersamaan.
"Betul, tadi kita sudah dapat izin dari Dinkes Medan untuk mengadakan vaksinasi booster dan anak. Rencananya besok, tetapi ada perubahan jadwal dari Dinkes Medan sehingga dilakukan minggu depan saja," sebutnya.
Terkait syarat vaksinasi anak, sambungnya, setiap anak harus dalam keadaan sehat dan didampingi oleh orang tua kandung. Selain itu, membawa Kartu Keluarga (KK).
[Gambas:Photo CNN]
Pemkot Solo Minta Bantuan RS
Solo, CNN Indonesia - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan (faskes) untuk menjalankan program vaksin booter Covid-19 kelompok rentan. Langkah tersebut diambil karena Pemkot tidak memiliki data penyakit calon penerima vaksin booster.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, Siti Wahyuningsih saat kick off vaksin booster Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Fatmawati Solo, Jumat (13/1).
Wanita yang akrab disapa Ning itu mengatakan Pemerintah memiliki dashboad vaksinasi terpadu untuk daerah. Sayangnya dashboad tersebut tidak bisa menyaring kelompok rentan yang memiliki penyakit komorbid dengan kondisi immunocompromised.
"Secara hitungan angka itu nggak ada di dashboard," katanya.
Menurut program Pemerintah, kelompok rentan seharusnya mendapat prioritas vaksin booster. Karena itu, Ning berencana untuk berkoordinasi dengan faskes baik rumah sakit maupun klinik di Solo untuk menjaring kelompok tersebut.
"Mereka (kelompok rentan dan immunocompromised) pasti berobat ke rumah sakit rujukan. Saya akan minta bantuan faskes baik negeri maupun swasta," katanya.
Selain kelompok rentan, vaksin Covid-19 dosis ketiga itu juga diprioritaskan bagi lansia. Untuk kelompok ini, Ning mengaku Pemkot Solo tidak menghadapi persoalan data calon penerima vaksin. Dashboad vaksinasi Kota Solo sudah memuat data lansia yang sudah menerima dua dosis vaksin primer.
"Lansia yang sudah saya vaksin kan ada 55 ribu atau 93 persen dari target 72 ribu. Paling tidak yang 55 ribu itu harus saya vaksin booster," katanya.
Hanya saja saat ini Dinkes Solo menghadapi kendala minimnya stok vaksin untuk dosis ketiga. Stok 200 dosis untuk 400 penerima yang dimiliki diperkirakan habis Sabut (15/1) besok. Dengan stok vaksin yang minim, program vaksin booster di Solo sementara hanya dibuka di RSUD Fatmawati.
Ning sendiri sudah meminta dosis vaksin tambahan lengkap dengan auto disable syringes (ads) atau alat suntik kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Saya minta Sinovac 30 ribu, Moderna 20 ribu, AstraZeneca 20 ribu," katanya.
Selain itu, Ning juga sudah berkoordinasi dengan dinas-dinas kesehatan daerah lain yang memiliki stok vaksin yang mendekati tanggal kedaluwarsa.
"Kami membantu menghabiskan vaksin dari daerah lain daripada ED (expired). Jangan sampai membuang vaksin, karena vaksin itu dibayar dengan uang rakyat," katanya tanpa menyebut nama daerah yang memberi stok vaksin.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi warga yang antusias menunggu giliran mendapat vaksin booster di RSUD Fatmawati. Ia berharap vaksin dosis ketiga ini dapat meningkatkan daya tahan warga terhadap infeksi Covid-19.
"Warga terutama yang lansia sangat antusias. Semoga bisa tambah sehat setelah dapat booster," katanya.