Gubernur Bali soal Laju Cepat Covid-19: Kemungkinan Besar Omicron
Peningkatan kasus Covid-19 di Bali dalam sepekan ini diduga kuat terkait dengan Virus Corona varian Omicron. Sementara Daerah Istimewa Yogyakarta mendeteksi 34 kasus yang mungkin atau probable varian tersebut.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan hingga saat ini belum ditemukan kasus Covid-19 varian Omicron di wilayahnya.
"Kalau di Bali, sejauh ini belum ditemukan (Omicron). Tapi, sekarang ada proses pengujian di laboratorium Kementerian Kesehatan. Tapi, kalau melihat lajunya dalam beberapa hari ini begitu cepat kemungkinan besar Omicron," kata ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (28/1).
Dia mengatakan hanya sedikit kasus Covid-19 di Bali yang bergejala berat.
"Sebagian besar itu adalah tanpa gejala atau gejala ringan dan yang sembuh itu cukup tinggi yang meninggal itu stagnan. Artinya tidak terlalu buruk resikonya terhadap orang yang terkena Covid-19," ujarnya.
Data Satgas Covid-19 Provinsi Bali per hari ini, Jumat (28/1), kasus positif Covid-19 mencapai 311 orang, dengan 24 orang sembuh dan 2 orang meninggal
Sementara itu, Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene menyampaikan terdapat 34 kasus di wilayahnya yang masuk kategori probable Omicron.
Hal itu terdeteksi melalui proses pemeriksaan S-gene Target Failure (SGTF) terhadap sejumlah spesimen dari Kabupaten Bantul, Sleman, dan Gunungkidul dalam beberapa hari terakhir.
"DIY sudah 34 [kasus probable Omicron], belum termasuk pemeriksaan hari ini," kata Irene saat dihubungi, Jumat (28/1).
"Yang belum ada itu dari Kota Yogyakarta sama Kulon Progo," lanjut dia.
Irene mengatakan kasus-kasus probable ini belum bisa dipastikan Omicron tanpa melalui proses pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). BBTKLPP harus menunggu kuota sampel untuk bisa menjalankan pengurutan keseluruhan genome ini.
"Sebenarnya satu [sampel] juga bisa di-running [WGS], tapi kan kit reagen itu [kapasitas] 98 ya, ada 96 sampel, satu kontrol positif, dan satu kontrol negatif. Jadi seandainya kita running satu kan, satu kit reagen itu terpakai kan sayang, harga kit reagen-nya itu mahal, puluhan juta [Rupiah]," papar Irene.
"Insyaallah minggu depan kita sudah terkumpul," tandasnya.
Jumlah kasus Covid-19 di DIY juga mengalami peningkatan sepekan ini. Terdapat penambahan 69 kasus sehari atau tertinggi sejak 27 November 2021.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris meminta pemerintah segera memperbanyak tempat isolasi terpusat mengantisipasi lonjakan Covid-19.
"Pelipatgandaan tempat isolasi terpusat ini mendesak dilakukan dalam waktu dekat, mengingat kenaikan angka penularan Omicron sekarang baru fase awal," kata Charles kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
"Jika BOR (bed occupancy rate) tidak dikendalikan sejak awal dengan melipatgandakan tempat isolasi terpusat, dikhawatirkan layanan kesehatan faskes bisa kolaps ketika Omicron mencapai puncaknya," imbuhnya.
Sebagai informasi, BOR rumah sakit Covid-19 di Jakarta mulai meningkat. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan BOR di Jakarta saat ini mencapai 45 persen.
(kdf/kum/mts/arh)