LIPUTAN KHUSUS

Pembantaian JP Coen, 100 Samurai, dan Perigi Darah Rakyat Banda

CNN Indonesia
Senin, 15 Agu 2022 09:21 WIB
JP Coen mengangkut 1.600 orang tentara, 300 orang tahanan, 100 orang samurai bayaran dari Jepang, 286 budak, hingga 40 awak kapal ke Banda Neira.
Jan Pieterszoon Coen. Aktor pembantaian 14 ribu rakyat Banda. (cnnindonesia/safirmakki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Banda Neira jauh sebelum Belanda datang telah membangun tatanan perdagangan maju di dunia. Pasar rempah, khususnya Pala di Banda mengundang banyak pedagang asing seperti China, India, Moro, hingga Portugis.

Banda tak mengenal pola pemerintahan kerajaan. Perniagaan diatur sejumlah orang yang dihormati seperti tetua adat hingga alim ulama. Mereka dikenal dengan panggilan 'Orang Kaya' (John Villiers, Trade and Society in the Banda Islands in the Sixteenth Century, 1981).

Para Orang Kaya--dalam salah satu versi sebanyak 44 orang-- mengatur harga Pala yang dijual keluar pulau, menengahi perselisihan di pasar, berkoordinasi dengan Syahbandar. Dominasi Orang Kaya membikin gerah VOC yang sejak awal berambisi menguasai semua pasar Pala di Banda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangsa Eropa yang pertama kali tiba di Banda adalah Portugis pada 1512. Belanda baru mendarat pada 1599, disusul Inggris pada 1601. Misi penguasaan Kepulauan Banda oleh Belanda dilakukan dalam salah satu ekspedisi terbesar Belanda pada 1609 saat VOC mengirim Laksamana Pieterszoon Verhoeven.

Banda NeiraBanda Neira pada 1724. (Ottens-Fecitz/Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)

"Verhoeven membawa 14 kapal dengan 1.000 lebih serdadu. Kedatangannya menimbulkan ketakutan luar biasa di dalam ke hidupan orang Banda Neira," ujar Sejarawan Banda Neira, Muhammad Farid.

Lukisan pembantaian orang Banda oleh algojo Jepang sewaan Belanda di Rumah Budaya, Banda Neira, Maluku Tengah. CNN Indonesia/Safir MakkiLukisan pembantaian orang Banda oleh algojo Jepang sewaan Belanda di Rumah Budaya, Banda Neira, Maluku Tengah. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Verhoeven membangun Benteng Nassau pada 1609 di atas bekas pondasi benteng yang sempat dibangun Portugis. Masyarakat Banda, kata Farid, dibalut cemas dan takut luar biasa melihat serdadu-serdadu Belanda lengkap bersenjata. Situasi politik perdagangan saat itu jadi panas. (John A. Pattikayhatu, Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Maluku, 1983).

"Masyarakat lari ke bukit, takut sambil memantau bagaimana Benteng Nassau dibangun Belanda. Rakyat lari ke bukit kosong yang tiga tahun kemudian diratakan Belanda untuk membangun (Benteng) Belgica," kata Farid.

VOC membangun nuansa intimidasi kepada Portugis juga Inggris--kala itu bercokol di Pulau Rhun. Melihat apa yang dilakukan Verhoeven, para Orang Kaya menawarkan perundingan. Lokasi disepakati. Verhoeven hadir, ditemani juru tulis, JP Coen.

Simak Video Tim CNN Indonesia dari Banda Neira di bawah:

[Gambas:Video CNN]

Verhoeven tidak menemukan Orang Kaya Banda di bawah pohon besar di pesisir timur Pulau Neira. Verhoeven mengutus kaki tangannya, Adriaan Ilsevier untuk mencari mereka. Ilsevier menemukan Orang Kaya Banda bersembunyi di permukiman dalam hutan. Orang-orang Kaya Banda itu beralasan takut melihat Verhoeven datang dengan bersenjata lengkap.

Orang Kaya Banda meminta Ilsevier menyampaikan pesan kepada Verhoeven agar perundingan dilakukan terbatas, tanpa kehadiran militer. Verhoeven termakan mentah-mentah muslihat Orang Kaya Banda. Verhoeven bersama saudagar Jacob van Groenwegen, JP Coen, dan 27 orang lainnya memutuskan untuk masuk ke hutan.

Hanya saja sesampainya di lokasi, rombongan kecil itu justru disergap oleh Orang Kaya Banda. Mereka termasuk Verhoeven dieksekusi di tempat. JP Coen bernasib mujur karena berhasil lolos dari pembantaian. Dia lantas melarikan diri ke Belanda bersama anggota ekspedisi VOC yang tersisa (Rosihan Anwar dalam Perkisahan Nusa, 1986).

Saat ini masyarakat Banda mengenang lokasi pembunuhan Verhoeven dan tempat kaburnya JP Coen menjadi sebuah kampung: Kampung Verhoeven dan Kampung Coen. Dua lokasi tersebut berada di Neira.

Koleksi barang-barang peninggalan Belanda yang ada di Rumah Budaya, Banda Neira, Maluku Tengah, Kamis, 14 Juli 2022. CNN Indonesia/Safir MakkiKoleksi barang-barang peninggalan Belanda yang ada di Rumah Budaya, Banda Neira, Maluku Tengah, Kamis, 14 Juli 2022. CNN Indonesia/Safir Makki

Dendam Jadi Dalih Banda Dihancurkan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER