Jakarta, CNN Indonesia --
Empat petugas polsek mondar mandir di lantai tiga Gedung Blok G Pasar Tanah Abang, Jumat (7/7). Mereka menyisir satu demi satu kios tak berpenghuni, bermodalkan senter di fitur gawai.
Siang itu, tak ada yang ditemukan petugas di lantai tiga. Mereka turun ke lantai di bawahnya. Dengan langkah lambat, seorang satpam pasar mengikuti di belakang.
Kelimanya berhenti di depan kios bernomor ACT 149. Di pojok lantai pembatas kios, terlihat sebuah botol bekas kemasan air mineral dengan dua sedotan terpasang pada tutup yang dilubangi. Botol tersebut mirip dengan bong, alat untuk mengisap narkoba jenis sabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menemukan satu alat untuk menggunakan narkoba seperti botol untuk pengguna narkoba. Kami temukan di lantai 2," kata Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang Kompol M. Kukuh Islami saat menyisir di lokasi, Jumat (7/7).
Petugas menilai alat itu masih baru apabila dilihat dari sidik jari di botol tersebut. Setelah mengambil beberapa foto dan video, botol itu kemudian diamankan.
Pasar Tanah Abang Blok G terletak di pinggir Jalan Kebon Jati, Jakarta Pusat. Gedungnya terdiri dari empat lantai. Berkelir biru, warnanya telah memudar dan terkelupas.
Di lantai dasar pasar, toko kelontong, bumbu-bumbu hingga aneka daging berjejer. Area depan kios-kios yang tutup, dimanfaatkan sebagai tempat parkir motor.
Tak ada eskalator yang berfungsi untuk naik ke lantai satu. Di lantai ini, kios yang buka rata-rata berada di area terluar. Mayoritas menjual pakaian, sepatu hingga tas. Ada juga yang menjual sayur-mayur. Aktivitas jual beli sesekali terjadi.
Menyusuri gang-gang di lantai satu, lebih banyak kios yang tutup daripada yang buka. Semakin ke dalam, penerangan semakin redup. Keramik di lantai banyak yang retak.
Selembar kertas tertempel di rolling door kios-kios yang tutup. Isinya, pemberitahuan dari PD Pasar Jaya selaku pengelola pasar soal pengguna kios yang belum membayar Biaya Pengelolaan Pasar (BPP).
Aktivitas cukup ramai terlihat di area belakang lantai satu. Pedagang makanan berdampingan. Di beberapa warung, beberapa lelaki paruh baya main catur.
Suasana kontras terlihat di lantai dua. Saat didatangi pada Jumat siang, satu-satunya akses menuju lantai ini ada di ujung koridor.
Anak tangga dipenuhi noda hitam, beberapa sudut berlumut, pegangan tangga berkarat. Di dinding tangga terlihat tulisan "masjid langsung lantai 3".
Bau pesing tercium ketika berdiri di lantai dua. Sementara penglihatan disuguhkan pemandangan kios-kios yang kosong. Tak ada aktivitas jual beli.
Penerangan di lantai ini hanya mengandalkan sinar matahari. Butuh menyalakan senter untuk menyusuri tiap gang.
 Suasana lantai atas Pasar Tanah Abang Blok G yang terbengkalai, Kamis, 2 Februari 2023. (CNN Indonesia/Yogi Anugrah) |
Sampah plastik, kain bekas hingga potongan manekin tertumpuk di beberapa kios kosong. Tembok-tembok kios juga berlumut dan kehitaman. Di beberapa kios lainnya, bungkus rokok, botol air mineral dan minuman berenergi berserakan.
Ada beberapa kios yang tampak seperti telah dibersihkan. Hal itu terlihat dari debu sisa aktivitas menyapu di lantai.
Kios dengan alat diduga bong yang ditemukan petugas berada di area tengah lantai 2. Area ini gelap lantaran hanya sedikit terpapar sinar matahari.
Situasi tidak jauh berbeda terlihat di lantai 3. Tidak ada penerangan. Sampah juga berserakan. Mayoritas plastik, kain, potongan manekin hingga botol, tertumpuk di gang-gang maupun dalam kios.
Bau pesing tidak terlalu menusuk hidung di lantai ini. Selain itu, lebih banyak kios yang tampak telah dibersihkan.
Sementara di lantai 4, ada sebuah masjid bernama Al Ikhlas. Kondisinya bersih, terang dan luas. Berbeda dengan kondisi dua lantai di bawahnya.
Tempat mabuk hingga pelarian copet
Salah seorang pedagang yang ditemui CNNIndonesia.com, Dadang (bukan nama sebenarnya) mengatakan sejak suasana sepi, lantai dua dan tiga pasar itu kerap digunakan sebagai tempat orang mabuk maupun memakai narkoba.
"Atas mah, tempat orang begini," katanya sambil memeragakan aktivitas menyuntik tangan dan menenggak minuman.
Selain itu, ia juga menyebut lantai yang kosong itu sebagai tempat pelarian copet hingga jambret.
Namun menurutnya, fenomena itu marak saat akses tangga menuju lantai atas belum ditutup oleh pengelola pasar. Ia menyebut akses sekarang ditutup setiap sore.
"Tapi itu dulu setahu saya, sekarang pintu udah dikunci," kata Dadang.
Pedagang lainnya, Rini (bukan nama sebenarnya) mengatakan hal serupa. Namun, ia menyebut kejahatan marak di lantai itu ketika orang-orang masih bebas untuk keluar-masuk.
"Saya malas ke atas karena dulu pada ada jablay-jablay (PSK). Udah tahun-tahun lalu, lupa. Sekarang digembok enggak boleh ke atas," katanya.
Meski begitu, sejumlah pedagang hingga tukang parkir lain yang ditemui mengaku tidak tahu ada aktivitas di lantai dua dan tiga saat kosong.
Manajer Unit Pasar Besar (UPB) Blok A, F dan G Tanah Abang, Yamin Pane mengklaim pihaknya terus mengawasi dua lantai itu selama kosong. Petugas kebersihan pasar juga secara bertahap membersihkan sampah-sampah di lantai tersebut.
"Akses itu kita buka hanya saat aktivitas pedagang, dari pagi sampai sore," katanya.
Sepi ditinggal pedagang dan pembeli
Salah seorang pedagang di lantai satu Blok G, Andri (bukan nama sebenarnya) mengatakan kios lantai dua dan tiga sempat penuh ketika pedagang kaki lima (PKL) direlokasi ke pasar.
Relokasi PKL dilakukan September 2013, ketika itu, Presiden Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Namun, menurut Andri, kondisi tersebut tidak bertahan lama. Para PKL kembali meninggalkan kios dan balik ke trotoar lantaran sepinya pembeli di dua lantai itu.
"Waktu itu lumayan ya, berapa bulan, lantai 2-3 penuh. 2015 sudah berangsur kosong," kata dia.
Ia juga merasakan dampak sepinya pembeli. Meski tidak tutup atau pindah, dia hanya berganti barang dagangan. Awalnya menjual pakaian jadi, kemudian beralih dagang bahan pakaian pada 2016.
"Corona memperparah. Udah nutup, enggak boleh dagang lagi," katanya.
Ia kini membayar Rp110 ribu per bulan sebagai Biaya Pengelolaan Pasar (BPP). Pembayaran langsung dilakukan auto debet ke PD Pasar Jaya. Menurutnya, ada pedagang yang kembali menjadi PKL usai tak lagi menempati kios di pasar.
"Kalau PKL tetap bayar juga. Cuma kan mindset-nya, PKL bisa langsung ketemu calon pembeli," katanya.
Yamin Pane mengamini sepinya pengunjung membuat sebagian besar pedagang Pasar Tanah Abang Blok G di lantai atas kembali ke trotoar.
"Seiring berjalannya waktu, teman-teman para pedagang PKL yang ada di lantai 2 dan 3 itu tidak begitu bertahan lama karena memang traffic pengunjungnya agak kurang," kata Yamin.
Ia mengatakan dari 2.200 kios di pasar itu, hanya ada sekitar 320 yang terisi usaha. Yamin menyebut para pedagang dibebankan BPP yang berbeda setiap bulannya.
"Sesuai dengan jenis jualannya yang didagangkan oleh para pedagang. Contohnya, kalau misalnya jenis jualannya tekstil, range-nya tipe C itu Rp200 ribuan," katanya.
Ia berkata pengelola sudah merencanakan peremajaan pasar untuk kembali menarik minat pembeli. Jika ditilik ke belakang, wacana peremajaan ini sudah mencuat pada 2017, namun hingga kini tidak terealisasi.
"Kalau kita melakukan peremajaan di konsep gedung baru itu kita akan meminta connecting dari skybridge itu masuk dulu ke Blok G baru ke CTA, sehingga kawasan bisnis yang ada di Tanah Abang ini bisa dilewati pengunjung yang datang ke sini," katanya.
Bang jago di Tanah Abang
Penemuan botol mirip bong itu mengembalikan ingatan bahwa Pasar Tanah Abang rawan kriminalitas. Selain narkoba, pasar ini juga identik dengan aksi premanisme.
Pemberitaan media bertahun-tahun belakangan menggambarkan itu. Selalu saja ada preman yang ditangkap karena aksi pungutan liar. Video-video pemalakan juga kerap tersebar di media sosial.
Ian Wilson dalam buku Politik Jatah Preman, Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru menyampaikan volume transaksi ekonomi dan aktivitas dagang yang terpusat di Tanah Abang, menjadikan pasar ini menggiurkan bagi para preman berseragam maupun tidak berseragam.
"Seorang sopir taksi Tanah Abang berkata, pokoknya banyak sekali istilah uang di sana, ada uang keamanan, lah, uang lewat, atau uang komisi. Pokoknya, enggak ada deh sejengkal tanah yang enggak dipake preman untuk nyari duit," tulis Ian dalam bukunya.
 Sejumlah warga meramaikan acara Lebaran Tenabang 2023, Minggu (27/5/2023). Acara ini menampilkan beragam budaya khas Betawi. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim) |
Sepanjang pertengahan tahun 1990, sebagian besar uang perlindungan dipungut oleh seorang pemuda asal Timor Timur, Rosario de Marshall, atau yang dikenal dengan nama Hercules. Geng Hercules berkuasa atas jalanan dan pasar kawasan itu.
Ian menyampaikan pada 1994 geng Hercules merebut kendali atas kelurahan Jatibunder di Tanah Abang dari dominasi geng-geng Betawi dan Madura.
Geng Hercules disebut menguasai jatah setoran di gedung pasar utama yang menguntungkan, serta mengendalikan pelacuran di Bongkaran, tak jauh dari Stasiun Tanah Abang, tempat mereka mendirikan markas besar.
Di akhir 1990-an, dibentuk ormas Ikatan Keluarga Besar Tanah Abang (IKBT) yang diberi mandat untuk menuntaskan 'masalah preman' di Tanah Abang.
Muhammad Yusuf atau yang lebih dikenal sebagai Bang Ucu ditunjuk jadi ketua ikatan. Ia beretnis Betawi dan tinggal di Tanah Abang. Awalnya Ucu berdagang kambing sebelum dikenal sebagai jago.
Dalam bukunya, Ian menyampaikan geng Hercules belakangan dipukul mundur dari Tanah Abang usai diserang oleh Geng Jatibunder dan Jatibaru di bawah panji IKBT.
"Wakil Ucu adalah Abraham Lunggana, dikenal dengan nama Haji Lulung yang sebagai anggota PPM (Pemuda Panca Marga), juga menjalankan perusahaan jasa keamanannya sendiri, Putra Perkasa, yang menguasai lahan parkir di sebagian Jakarta Pusat dan Jakarta Utara," tulis Ian.
Dalam perjalanannya, Lulung sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Ia juga pernah menjadi anggota DPR RI. Lulung meninggal dunia pada 2021.
Saat menjadi pimpinan DPRD DKI 2017 silam, Lulung sempat berbeda pendapat dengan Ombudsman RI yang menyebut ada oknum dan preman yang kongkalikong untuk melindungi PKL di Tanah Abang.
Berdasarkan pengertian Lulung, preman adalah oknum yang memeras. Walaupun begitu, ia tidak memungkiri jika warga setempat yang ia istilahkan sebagai 'anak lingkungan' juga menerima uang dari PKL.
"Kalau preman, haqqul yaqin anak lingkungan marah. Pasti anak lingkungan [Tanah Abang] dulu yang bawa, lapor ke polisi. Pasti!" kata Lulung saat itu.
 Presiden Joko Widodo mengajak Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde meninjau Pasar Tanah Abang. CNN Indonesia/Christie Stefanie |
Setoran tak lagi ke preman
Sejumlah pedagang yang ditemui di Blok G Tanah Abang pada akhir pekan lalu, mengaku tidak pernah dipungut setoran oleh preman. Menurut sejumlah pedagang, mereka hanya membayar ke Pasar Jaya.
"Mungut-mungutin enggak, biasanya preman urusannya sama preman, rebutan lahan. Kalau ke pedagang, enggak," katanya.
"Aman di sini, enggak ada (nyetor) preman," kata pedagang lain di Blok G.
Salah seorang tokoh masyarakat di Tanah Abang, Guruh Tirta Lunggana tidak sepakat dengan istilah preman di Pasar Tanah Abang.
"Kita sebutnya bukan preman barangkali, orang yang tidak punya pekerjaan, jadinya mereka nyambi, kayak markir, markir di putaran. Mereka juga bantu pedagang-pedagang lain," kata Putra Almarhum Haji Lulung itu.
"Harusnya peran pemerintah daerah dan pusat hadir, dalam rangka menyelamatkan mereka, dengan cara pembinaan, didata," imbuhnya.
Terkait dengan peristiwa penemuan alat diduga bong di Blok G, Guruh enggan berkomentar banyak. Ia mengatakan pasar itu di bawah pengelolaan PD Pasar Jaya, di mana Hercules diangkat sebagai tenaga ahli BUMD DKI Jakarta itu.
Ia berpendapat kriminalitas bisa saja terjadi di mana pun ketika wilayah itu tidak terurus.
[Gambas:Video CNN]
Dengan sejarah panjangnya, Guruh tidak menampik anggapan masyarakat yang menyebut Pasar Tanah Abang identik dengan 'sarang' preman hingga narkoba. Namun ia menegaskan masyarakat dan ormas di Tanah Abang berusaha menekan tindak kriminal di kampungnya sendiri.
Belakangan telah dibentuk Rumah Guyup Tanah Abang yang membawahi puluhan ormas di kecamatan itu. Guruh menjadi penasihat di wadah itu.
"Kami sepakat ngumpul jaga wilayah masing-masing. Tanah Abang kan, bukan hanya ada di Kebon Kacang aja. Satu tahun almarhum (Haji Lulung) meninggal kan tidak ada gesekan, keributan di Tanah Abang," katanya.
Di balik bayangan menyeramkan itu, Tanah Abang merupakan pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara yang menjadi kebanggaan Presiden Joko Widodo. Beberapa kali tamu negara diajak berkeliling ke pasar yang sudah dibangun sejak era Hindia Belanda pada 1735.
Nama besar Tanah Abang tetap menjadi magnet perekonomian dengan segala kerawanannya. Jika tidak dijaga dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat, potensi kriminalitas tak akan lepas dari wilayah itu.