Psikologi Forensik: Arya Daru Alami Burn Out di Masa Akhir Kehidupan

CNN Indonesia
Selasa, 29 Jul 2025 17:51 WIB
Apsifor menyatakan diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) mengalami burn out di masa akhir kehidupannya.
Ketua Umum Apsifor Nathanael E. J. Sumampouw menyatakan diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) mengalami burn out di masa akhir kehidupannya. (CNN Indonesia TV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) menyatakan diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) mengalami burn out di masa akhir kehidupannya.

Burn out merujuk pada kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan.

Ketua Umum Apsifor Nathanael E. J. Sumampouw menyatakan Arya dikenal sebagai pribadi yang memiliki karakter positif, bertanggung jawab, sangat diandalkan, dan peduli terhadap lingkungan.

Ia menjelaskan sebagai sosok yang selalu berusaha positif di lingkungan, Arya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi negatif yang kuat, terutama dalam situasi tekanan tinggi.

"Tekanan dihayati secara mendalam sehingga mempengaruhi bagaimana almarhum memandang dirinya, memandang lingkungan, bagaimana almarhum memandang lingkungan, memandang masa depan," kata Nathanael dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7).

Ia mengatakan ditemukan riwayat Arya berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada 2021.

"Bahwa masa-masa akhir kehidupannya sebagai diplomat, almarhum bertugas melindungi WNI, pekerja kemanusiaan, memikul berbagai tanggung jawab menjalankan tugas profesional sekaligus peran humanistik sebagai pelindung, rescuer bagi WNI yang terjebak situasi krisis," ujarnya.

Menurutnya, peran yang diemban Arya menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang dalam, ketahanan psikologis dan sensitivitas sosial

"Ini menimbulkan dampak seperti burnout, fatigue, kelelahan kepedulian. Dinamika psikologis itu kami temukan di masa akhir kehidupannya," ujarnya.

Pemeriksaan yang dilakukan RSUPN Cipto Mangunkusumo sebelumnya menyatakan Arya meninggal dunia karena gangguan pertukaran oksigen.

Dokter dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Yoga Tohijiwa mengatakan dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan zat yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen.

Selain itu, tidak ditemukan penyakit atau zat yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen pada organ atau jaringan tubuh ADP.

"Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas," kata Yoga.

Disclaimer Kesehatan Mental - rev1

(yoa/dis/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER