Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu kandidat presiden baru FIFA, Luis Figo mengutarakan keinginannya untuk mengubah format Piala Dunia dan hal ini akan jadi berita gembira bagi negara-negara di Asia dan Afrika.
Dalam program yang ia beberkan di Stadion Wembley, Kamis (19/2), mantan pemain tim nasional Portugal tersebut ingin mengubah jumlah peserta yang tadinya 32 negara menjadi 40 atau 48 negara.
"Saya percaya kita harus memikirkan rencana untuk memperbesar kompetisi Piala Dunia hingga 40 atau 48 negara," ujar Figo seperti dikutip dari Guardian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Opsi ini dapat terlaksana dengan tambahan tiga atau empat hari. Jika penambahan ini perubahan ini terjadi, saya pikir jatah kompetisi akan diberikan kepada negara non-Eropa."
Konsep yang diutarakan oleh Figo ini jelas membawa angin segar bagi negara-negara dari benua Afrika dan Asia. Peluang untuk bisa lolos tentu akan menjadi lebih besar mengingat jatah tiket yang dialokasikan lebih banyak.
Meski demikian di sisi lain, konsep ini tentunya akan mendapat perlawanan dari mereka yang fokus pada kualitas Piala Dunia itu sendiri.
Selama ini, wakil Asia dan Afrika yang tampil di Piala Dunia belum bisa berbicara banyak di level Piala Dunia dan menambah negara-negara dari kawasan tersebut tentu saja malah bisa menurunkan kualitas Piala Dunia.
Perubahan Terhadap Peraturan PermainanSelain menyoal alokasi tiket putaran final Piala Dunia yang bertambah, Figo juga menyuarakan pendapatnya soal penambahan dan perubahan peraturan permainan andai dirinya bisa terpilih jadi Presiden FIFA.
Pertama, setelah melihat kesuksesan teknologi garis gawang, Figo juga menyuarakan perlunya teknologi video untuk membantu wasit ketika ada pemain yang melakukan tindakan tidak sportif.
Figo juga menginginkan peraturan
offside saat ini diubah ke peraturan versi lama.
Saat ini pemain yang berada dalam posisi
offside, tidak dianggap
offside oleh wasit jika pihak pengadil pertandingan menganggap pemain tersebut tidak aktif terlibat dalam serangan.
Sedangkan jika menurut peraturan lama, pemain tersebut akan tetap dianggap
offside, sehingga wasit akan menghentikan pertandingan, meski pemain tersebut tidak terlibat aktif dalam serangan.
Figo sendiri merupakan satu-satunya mantan pemain yang lolos verifikasi calon presiden FIFA baru, sedangkan dua kandidat yang akan melawan Sepp Blatter adalah Presiden Asosiasi Sepakbola Belanda, Michael van Praag, dan Pangeran Ali Bin Al-Husein, yang merupakan anggota komite eksekutif FIFA.
"Saya bukanlah tipe orang yang akan diam dan tidak bertindak apa-apa. Saya ingin bentuk kepemimpinan FIFA baru yang dapat mengembalikan transparansi, kooperatif, dan penuh solidaritas," ujar Figo menambahkan.
"Berkat pengalaman sepakbola saya, saya cukup beruntung menjadi calon independen. Saya tidak berhutang apa-apa ke siapapun. Saya siap untuk membawa perubahan nyata di FIFA."
Pemilihan umum presiden FIFA ini akan dilangsungkan pada 29 Mei mendatang di Zurich, Swiss.
(ptr/ptr)