Jakarta, CNN Indonesia -- Andai Carolina Marin memutuskan untuk gantung raket pada hari ini, maka saat itu pula status legenda otomatis akan melekat di pundaknya.
Marin menghiasi Minggu (8/3) dengan titel All England di tangan. Ia sah menjadi pebulutangkis Spanyol pertama yang memenangi trofi turnamen bulutangkis tertua di dunia tersebut.
Ia juga sukses mengikuti jejak Lenne Koppen dan Camilla Martin sebagai pebulutangkis Eropa yang berhasil memenangi Kejuaraan dunia dan All England dalam perjalanan kariernya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marin merupakan fenomena anyar di dunia bulutangkis. Marin berasal dari daratan Eropa, bukan dari tanah Asia, tempat banyaknya pebulutangkis berbakat lahir sepanjang sejarah.
Dari daratan Eropa, Marin juga bukan berasal dari Denmark yang selama ini sudah identik dengan bulu tangkis. Marin berasal dari Negeri Matador, Spanyol.
Spanyol memang produsen olahragawan berbakat, namun bulutangkis jelas pengecualian. Tidak ada nama besar yang pernah muncul menghias persaingan level elit bulutangkis dunia.
Tidak ada, sampai akhirnya Marin muncul dan mengejutkan dunia. Jalan karir Marin sejatinya sudah dirintis sejak ia masih berlaga di turnamen kategori junior.
Juara Eropa U-17, Juara Eropa Junior, dan kemudian berlanjut menjadi peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior 2011.
Namun, semua itu tidak otomatis membuat Marin dipercaya bisa bersaing di level senior. Dominasi Tiongkok masih kuat di nomor tunggal putri.
Marin sukses mematahkan hal itu. Kejuaraan Dunia 2014 menjadi saksi semangat juang tinggi miliknya.
Ia mengalahkan nama-nama favorit macam Wang Yihan, Tai Tzu Ying, PV Sindhu, dan diakhiri dengan menaklukkan Li Xuerui di babak final.
Marin jadi juara dunia. Namun tak sedikit yang masih meragukannya. Kosongnya koleksi titel super series menjadi salah satu alasan yang memperkuat argumen tersebut.
Argumen tersebut kembali patah. Marin memenangi titel All England lewat perjuangan sengit dengan mengalahkan Saina Nehwal (India) 16-21, 21-14, dan 21-7.
Marin kini menjadi juara All England. Keraguan akan kapasitasnya sebagai pemain elit pun akhirnya benar-benar terhapus. Marin memang hebat dan itu nyata. Bukan sebuah kebetulan ataupun keberuntungan semata.
"Sebuah perasaan yang luar biasa bagi saya bisa memenangi titel All England ini," kata Marin tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Melejit di Tengah KesulitanMarin sukses membuat dunia bulutangkis memandang Spanyol sebagai sebuah negara yang patut diwaspadai dalam kompetisi level elit.
Marin juga sukses membuat publik Spanyol memandang olahraga bulutangkis pasca kesuksesannya menjadi juara dunia tahun lalu.
Banyak orang ramai-ramai memberi ucapan selamat kepadanya, baik itu warga biasa hingga sosok macam Rafael Nadal yang merupakan sosok idola Marin.
Namun untuk mencapai kondisi itu, Marin jelas butuh perjuangan berat. Bulutangkis di Spanyol bukanlah sepak bola, tenis, ataupun bola basket yang populer di sana.
"Semua tahu bahwa sulit untuk meniti karier sebagai pebulutangkis di Spanyol karena olahraga ini tidak sepopuler olahraga lainnya," ucap Marin seperti dikutip dari
El Pais.
Marin meninggalkan Huelva saat 14 tahun untuk berlatih di kota Madrid. Di tengah keterbatasan fasilitas dan dukungan, Marin mampu menunjukkan tekad luar biasa untuk membuktikan bahwa pilihannya menjadi pemain bulu tangkis bukanlah mengada-ada.
"Saya senang karena apa yang saya perjuangkan bisa membuahkan hasil. Kini, ketika saya pergi ke Asia sudah banyak yang mengenali saya dan mengajak foto bersama. Jelas ini sebuah penghargaan bagi saya," ucapnya.
Marin pun menolak anggapan bahwa kesuksesannya melejit menjadi pemain papan atas dunia dari negara tak populer di peta bulutangkis dunia sebagai sebuah pertanda bahwa dia dilahirkan untuk bermain bulutangkis.
"Tidak ada yang seperti itu. Semua orang harus menemukan sesuatu yang menarik dan cocok dengannya. Seperti halnya saya yang baru mengenal bulutangkis pada usia delapan tahun," kata Marin.
Olimpiade 2016 Dalam BidikanTitel Kejuaraan Dunia, All England, plus Kejuaraan Eropa sudah ada dalam pelukan Marin yang masih berusia 21 tahun.
Tak diragukan lagi, dengan usia yang masih muda, Marin bakal berpeluang besar untuk menciptakan berbagai rekor spektakuler di masa depan.
Satu hal yang pasti, gelar besar yang bakal diincarnya setelah ini adalah medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Emas Olimpiade akan makin menegaskan eksistensi Marin dalam sejarah bulu tangkis dunia dan juga sejarah dunia olahraga Spanyol.
Meski tanpa itupun, Marin sudah berhasil membuat Spanyol dan juga dunia bulutangkis menyadari keberadaannya.
(ptr/har)