Jakarta, CNN Indonesia -- GP Ansor Jawa Timur menyambut baik kedatangan suporter Persebaya 1927 atau yang akrab dipanggil dengan sebutan bonek ke kantor mereka pada Kamis (16/4) untuk meminta dukungan.
Menurut Sekretaris GP Ansor Jatim, H. Ahmad Tamim, pada Kamis (17/4) kurang lebih seratus orang bonek datang ke kantor mereka untuk menceritakan kondisi terkini dan meminta dukungan dari GP Ansor, dan diterima oleh Divisi Adovokasi serta Divisi Kepemudaan dan Keolahragaan.
"Bonek menganggap organisasi kepemudaan di Jawa Timur adalah GP Ansor," kata Ahmad sembari menambahkan bahwa banyak anggota Ansor yang merupakan suporter Persebaya juga. "Kami juga menganggap baik kedatangan bonek," ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia pada Jumat (17/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelang Kongres Luar Biasa PSSI yang berlangsung di Surabaya, Sabtu (18/4) nanti, suasana kota sendiri sempat memanas dengan dipicu insiden penamparan Ketua Umum Persebaya 1927, Saleh Mukadar, dalam suatu acara diskusi.
Seperti
diberitakan sebelumnya, ratusan preman merangsek masuk ke sebuah diskusi mengenai Persebaya yang tengah disiarkan langsung di televisi lokal, Kamis (16/4) malam. Para preman yang diidentifikasi Saleh bagian dari Pemuda Pancasila (PP) itu tak hanya merusak properti, tetapi juga melakukan pemukulan dan memaksa acara dibubarkan.
Saleh kemudian melaporkan insiden tersebut dengan didukung oleh ribuan bonek yang juga mendatangi Kepolisian Daerah Jawa Timur. Diberitakan
detik Surabaya, sempat akan terjadi aksi balasan namun kemudian dibubarkan pihak kepolisian. (Baca Juga:
Ribuan Bonek Datangi Polda Jatim Laporkan Aksi Premanisme)
Menurut Amrizal, bonek dan narasumber yang hadir pada acara diskusi semalam, bonek sendiri mengambil sikap untuk menolak Kongres PSSI di Surabaya terkait dengan tidak diakuinya Persebaya 1927 oleh PSSI.
"Kami menolak Kongres PSSI. Tapi kalau 'bonek' yang satunya lagi berkata siap mengamankan," kata Amrizal saat dihubungi CNN Indonesia pada Jumat (17/4).
Menurut Ahmad, sikap yang diambil oleh bonek sendiri adalah hal wajar. "Jika aspirasi tidak disampaikan kan tidak lega. Ini satu hal yang biasa di negeri ini. Satu hal yang kami pesan adalah jangan bersikap merusak."
"Kami bersama-sama dengan bonek," kata Ahmad.
(vws)