Pacquiao: Berawal dari Petinju Rp26 Ribu

Bowie Haryanto | CNN Indonesia
Minggu, 03 Mei 2015 07:24 WIB
Kisah hidup Manny Pacquiao tak mudah. Dari semula bercita-cita jadi seorang pendeta, ia kabur dari rumah ketika sang ayah membunuh anjing peliharaannya.
Sebelum menjadi petinju, Manny Pacquiao sempat ingin menjadi seorang pendeta. (REUTERS/Tyrone Siu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki cita-cita sebagai pendeta, seorang Manny Pacquiao ternyata harus menempuh jalur kehidupan yang lebih berat. Kabur dari rumah saat 14 tahun, dan sempat dibayar Rp26 ribu untuk bertarung.

Pacquiao lahir di Kibawe, Bukidnon, pada 17 Desember 1978. Lahir di keluarga yang taat agama, petinju yang dijuluki Pacman itu sempat bercita-cita untuk menjadi pendeta.

Saat masih dua tahun, keluarga Pacquiao pindah ke daerah yang lebih terisolasi bernama Tango, Sarangani. Kehidupan yang miskin membuat fokus Pacquiao berubah. Cita-cita menjadi pendeta pun dilupakannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Tango, Pacquiao hampir setiap hari harus naik gunung demi mencari makanan dan air bersih untuk keluarganya. Melalui buku autobiografinya, Pacquiao mengatakan, pengalaman naik gunung membuatnya memiliki sepasang kaki yang kuat.

"Tidak ada mesin di dunia modern saat ini yang bisa dibandingkan dengan trek yang harus saya lalui saat masih kecil," ujar Pacquiao seperti dilansir Filipiknow.

Pengalaman bekerja sebagai asisten nelayan juga memberikan keuntungan bagi Pacquiao. Dengan bekerja mengangkat ikan hampir setiap hari, tubuh bagian atas Pacquiao tumbuh semakin kuat.

Kecintaan Pacquiao terhadap tinju muncul setelah menyaksikan pertarungan antara James 'Buster' Douglas melawan Mike Tyson pada 1990. Sejak saat itu, pria yang mengidolakan Bruce Lee itu bercita-cita menjadi petinju.

Baca Juga: Matikan Kulkasmu demi Pacquiao

Makan Anjing

Titik balik kehidupan Pacquiao mungkin terjadi saat dirinya masih 12 tahun. Ketika itu, petinju yang memiliki rekor 57 menang (38 menang KO), 5 kalah, dan 2 imbang itu memutuskan untuk meninggalkan rumah.

Alasan Pacquiao meninggalkan rumah cukup aneh, yakni trauma melihat ayahnya, Rosalio, memakan anjing peliharaannya.

"Saya punya anjing kecil, dan dibunuh oleh teman ayah saya, kemudian ayah saya memakannya. Saya masih 12 tahun, dan itu kehidupan masa kecil yang sulit," ucap Pacquiao.

Pacquiao harus tinggal sebatang kara saat memutuskan pergi ke Manila. Tidur di pinggir jalan, dan bertahan hidup dengan mendapat makan dari bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran. Pacquiao juga bertahan hidup dengan berjualan donat.

Adalah Ben Delgado yang mengenalkan Pacquiao dengan dunia tinju untuk kali pertama saat masih 14 tahun. Delgado, seorang pemilik gym di Sampaloc, setuju untuk melatih Pacquiao.

Karier profesional Pacquiao dimulai ketika 16 tahun, saat tampil di program tinju di televisi Filipina bertajuk Blow By Blow. Lucunya, Pacquiao harus berbuat curang untuk bisa tampil di Blow By Blow. (Baca Juga: Pacquiao Punya Tangan Kiri yang Mematikan)

Pacquiao mengaku ke produser acara usianya sudah 18 saat kali pertama tampil. Pacman juga mengantongi pemberat di celananya saat melakukan timbang badan, karena beratnya tidak mencapai 45 kilogram.

Untuk tampil di Blow By Blow, Pacquiao hanya mendapatkan 2 dolar AS atau setara Rp26 ribu untuk setiap pertarungan. Perlahan tapi pasti, nama Pacquiao mulai terdengar di Filipina. Dia bertahap naik ke kelas terbang ringan, terbang, dan super bantam.

Karier Pacquiao semakin meroket setelah tampil di Amerika Serikat untuk kali pertama pada 2001 dengan menghadapi Lehlohonolo Ledwaba. Saat itu pula Pacquiao mulai ditangani pelatih ternama Freddie Roach.

Setelah itu, perjalanan karier Pacquiao tinggal sejarah. Dari bayaran 2 dolar AS hingga kini mencapai 100 juta dolar AS, Pacman tidak diragukan lagi akan diingat sebagai salah satu petinju terhebat sepanjang masa.

Baca Juga: McDonalds Beri Dukungan untuk Pacquiao (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER