Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Perancis berkata pada Kamis (28/5) bahwa lebih "masuk akal" jika Kongres Pemilihan Presiden FIFA ditunda setelah adanya badai skandal korupsi yang menyebabkan para petinggi FIFA ditangkap oleh kepolisian Swiss.
Berbicara satu hari setelah kepolisian Swiss melakukan penangkapan, Laurent Fabius berkata bahwa dibutuhkan waktu untuk benar-benar menjelaskan yang terjadi.
"Dalam beberapa tahun terakhir telah muncul tuduhan korupsi. Akan masuk akal untuk mengambil sedikit waktu, untuk melihat yang benar dan yang tidak. Barulah pihak berwenang dalam sepak bola bisa melakukan penilaian," kata Fabius kepada radio Inter Perancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, saat ini, kasus ini memberikan citra buruk."
"Saya mengatakan ini dalam kapasitas sebagai pribadi, tampaknya akan lebih masuk akal (untuk menunda)," katanya.
Perkataan Menlu Perancis ini senada dengan Federasi Asosiasi Uni Eropa (UEFA) dan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) yang meminta kongres ditunda.
Fabius bukan pejabat tinggi negara pertama yang mengeluarkan komentar atas kasus penangkapan petinggi FIFA.
Sekretaris Luar Negeri Britania Raya, Philip Hammond, berkata bahwa ada sesuatu yang sangat salah terjadi di jantung otoritas sepak bola dunia, FIFA, sehingga lembaga tersebut mesti direformasi.
Hammond juga mengatakan bahwa kasus tersebut membuat seluruh penggemar sepak bola di seluruh dunia kecewa dan citra sepak bola menjadi rusak.
Inggris dan Britania raya telah lama mengambil sikap memberikan kritik kepada FIFA dan upaya mereka mendapatkan hak tuan rumah Piala Dunia 2018 berujung dengan kegagalan.
Meski demikian, jaksa penuntut Swiss kini sedang membuka penyelidikan terhadap kesalahan manajemen dan juga pencucian uang terkait pemberian hak suap Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca Juga:
Legenda Brasil Sebut FIFA 'Sarang Tikus'Sebelumnya, tujuh anggota FIFA ditangkap di Hotel Baur au Lac, Zurich pada Rabu (27/5) atas dugaan terlibat kasus penyuapan untuk mendapatkan hak siar turnamen-turnamen yang berada di zona CONCACAF dan CONMEBOL. Nilai penyuapan hak siar dikabarkan mencapai hingga US$ 150 juta.
Ketujuh anggota FIFA yang ditangkap adalah Wakil Presiden FIFA sekaligus Presiden CONCACAF, Jeffrey Webb, Anggota Exco FIFA dan juga Presiden Asosiasi Sepak Bola Kosta Rika, Eduardo Li, Wakil Presiden FIFA, Eugenio Figueredo, serta Anggota Exco FIFA, Jose Maria Marin.
Selain melanggar pemasaran dan hak siar pertandingan dari 1990 hingga saat ini, para pelaku kejahatan FIFA tersebut juga ditangkap karena tuduhan korupsi, penyelewengan pajak, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengaturan proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca Juga: Presiden Brasil Minta Seluruh Turnamen Diselidiki
(vws)