Tiga Cara Petinggi FIFA Lepas dari Jerat Ekstradisi

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 01 Jun 2015 14:05 WIB
Ada tiga alasan yang bisa diberikan oleh para tertuduh agar pemerintah Swiss batal melaksanakan proses ekstradisi dengan Amerika Serikat.
Mantan Wapres FIFA, Jack Warner, memilih menyerahkan diri di Trinindad dan Tobago agar seluruh proses hukum berlangsung di negara asalnya tersebut. (Reuters/Andrea de Silva)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh petinggi FIFA ditangkap oleh kepolisian Swiss pada Rabu (27/50) atas tuduhan korupsi dan suap pada turnamen-turnamen yang terjadi di zona CONCACAF (Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Kepulauan Karibia).

Penangkapan itu terjadi atas permintaan pemerintah Amerika Serikat yang bekerja sama dengan pemerintah Swiss dan kemudian meminta para tertuduh tersebut diekstradisi ke negeri Paman Sam itu.

Namun, proses tersebut tak semudah yang dibayangkan. Para tertuduh bisa saja melawan secara hukum dan kemudian menunda, atau bahkan terlepas, dari jerat ekstradisi karena beberapa alasan.   

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana dinyatakan Michael McCan, seorang pengacara dan juga pendiri Institut Hukum Olahraga dan Hiburan di Sekolah Hukum Universitas New Hampshire, pada kolomnya di Sports Illustrated, berikut adalah cara-cara tertuduh melepaskan diri:

Cara pertama, para tertuduh bisa memberi alasan bahwa penangkapan tersebut dilakukan atas motif politik ketimbang penegakan hukum. Argumen legal ini sangat penting, karena perjanjian ekstradisi antara AS-Swiss menyatakan bahwa ekstradisi tak mungkin dilakukan jika tuduhannya bermotif politik.

Dengan cara pertama, maka para tertuduh bisa menyatakan bahwa Amerika sedang "membalas dendam" karena Komite Eksekutif FIFA memberikan hak tuan rumah Piala 2022 kepada Qatar ketimbang Amerika yang juga mencalonkan diri.

Selain itu, proses penangkapan yang dilakukan hanya beberapa hari sebelum pemilihan presiden FIFA juga bisa terlihat sebagai motif politik untuk menjatuhkan petahanan Sepp Blatter.

Sementara itu, pembelaan kedua adalah melalui intervensi diplomatis melalui Kedutaan Besar masing-masing negara tertuduh. Pasalnya, dari ketujuh petinggi FIFA yang ditangkap, hanya satu yang memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat, yaitu Euginio Figueredo yang memegang kewarganegaraan ganda.

Jika Kedubes mengintervensi dan para tertuduh dikembalikan ke negaranya masing-masing, maka proses ekstradisi akan menjadi lebih sulit.

Cara inilah yang diambil oleh tertuduh Jack Warner yang memilih menyerahkan diri di negaranya sendiri, Trinidad dan Tobago, sehingga seluruh proses hukumnya akan berlangsung di negara tersebut ketimbang Amerika Serikat.

Argumentasi ketiga adalah dengan menyatakan bahwa proses penangkapan adalah suatu jebakan. Pengadilan Swiss memang memiliki rekam jejak pernah menolak ekstradisi ketika terbukti bahwa tertuduh memasuki negara Swiss karena proses jebakan.

Para petinggi FIFA sendiri memang datang ke Swiss atas alasan yang jelas, yaitu mengikuti Kongres FIFA. Namun, para tertuduh ini bisa mengatakan bahwa aksi pihak kepolisian yang menggeledah hotel tempat mereka menginap sebagai aksi jebakan. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER