Jakarta, CNN Indonesia -- Selangkah lagi Barcelona bisa meraih tiga gelar dalam satu musim, dengan sebelumnya berhasil merajai La Liga Spanyol dan merengkuh trofi Piala Raja.
Kini, tim asuhan Luis Enrique itu memiliki kesempatan untuk melengkapi deretan trofi mereka dengan trofi Liga Champions, saat menghadapi Juventus di Stadion Olimpia, Berlin, Minggu (7/6) dini hari WIB.
Berbekal lini depan haus gol dalam diri trio MSN (Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar), Barcelona tampak tidak akan kesulitan untuk mengoyak jala gawang tim lawan. Bahkan, Barcelona selalu mencetak dua gol atau lebih di 10 dari 11 pertandingan terakhir, membuktikan bahwa mereka adalah tim tertajam di Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, penghalang besar untuk berpesta di Berlin bukan sembarang tim. Juventus juga musim ini berpeluang meraih treble, setelah merajai kompetisi domestik (Serie A dan Piala Italia).
Kokohnya pertahanan tim asuhan Massimiliano Allegri, yang baru tujuh kali kebobolan dari 12 pertandingan Liga Champions terakhir, juga menunjukkan betapa solidnya pertahanan yang dikomandoi oleh penjaga gawang sekaligus kapten tim, Gianluigi Buffon.
Akan tetapi, berbekal 120 gol yang telah dicetak oleh trio MSN di berbagai kompetisi pada musim ini, Barcelona melangkah menuju Berlin dengan optimisme tinggi.
Berikut ini adalah tiga cara yang dapat digunakan Enrique, agar timnya mampu merengkuh trofi bergengsi Eropa yang didesain oleh pria asal Swiss, Joerg Stadelmann, tersebut.
Dengan Giorgio Chiellini yang mengalami cedera dan harus absen di laga final nanti, Juventus tampaknya akan beralih menggunakan empat pemain bertahan untuk meredam trio MSN.
Memanggil kembali bek senior Italia, Andrea Barzagli, yang akan dipasangkan dengan Leonardo Bonucci di jantung pertahanan Juventus, Allegri mungkin akan memadukan duo bek tengah itu dengan Patrice Evra dan Stephan Lichtsteiner di bek sayap.
Dengan demikian, kombinasi antara Barzagli (34 tahun), Bonucci (28 tahun), Evra (34 tahun), dan Lichsteiner (31 tahun) membuat lini pertahanan Juventus akan diisi oleh pemain yang rata-rata telah berusia 31,75 tahun.
Lini pertahanan yang tak lagi muda itu harus menghadapi trio MSN yang rata-rata baru berusia 26 tahun: Messi (27 tahun), Suarez (28 tahun), dan Neymar (23 tahun) yang jauh lebih muda, bertenaga, dan sangat cepat ketika melakukan serangan balik.
Jika berada dalam situasi berbeda, pengalaman mungkin akan menjadi senjata bagi lini pertahanan Juventus. Namun lawan trio MSN bukanlah penyerang kemarin sore yang hanya menciptakan sensasi di satu musim saja.
Ketiga pemain tersebut adalah pemain internasional, yang telah rutin tampil di berbagai kompetisi Eropa dan merasakan atmosfer Piala Dunia.
Secara keseluruhan, rataan usia Juventus dengan Barcelona juga berselang hampir tiga tahun; Juventus (30,2 tahun) dan Barcelona (27,4 tahun).
Maka, jika ingin memetik hasil di laga final, Enrique mungkin dapat memanfaatkan kecepatan MSN untuk mendobrak benteng tua dari kota Turin tersebut.
Messi yang beroperasi di sektor kanan serangan Barcelona, akan memanfaatkan kemampuan individu dan kecepatannya untuk 'mempermainkan' Evra, sedangkan Neymar di sisi lain juga memiliki kesempatan untuk membuka ruang menggunakan kecepatannya melewati Lichtsteiner.
Seringnya lini pertahanan Juventus terlambat melakukan jebakan off-side juga dapat menjadi sorotan khusus bagi Enrique dan kreator lini tengah Barcelona. Mereka bisa memberikan umpan-umpan terobosan ke ruang kosong, yang akan menjadi santapan empuk bagi para pelari Azulgrana. Dengan bekal pengalaman dan pengetahuan taktik lini pertahanan Juventus, sekadar memanfaatkan kecepatan tidak akan menjadi jaminan pasti trio MSN bisa mendominasi.
Ketika keunggulan fisik tak bekerja, hal yang perlu dilakukan oleh Enrique adalah bersabar. Klise memang, tetapi kesabaran akan menjadi kunci penting bagi Barcelona untuk membongkar ketatnya pertahanan Juventus.
Mengapa? karena Juventus dapat menghancurkan Barcelona lewat serangan balik yang cepat.
Jika terus-menerus menekan tanpa berhati-hati, Juventus bukan tidak mungkin akan memanfaatkan celah di dua sayap Barcelona, mengingat dua bek sayap mereka, Dani Alves dan Jordi Alba, sering naik membantu serangan dan meninggalkan lubang di lini belakang.
Maka, jika trio MSN tak berkutik saat menghadapi kwartet pertahanan Juventus, yang harus Barcelona lakukan adalah sabar, memainkan operan-operan pendek khas mereka, dan menunggu satu kesalahan kecil yang dilakukan oleh pemain lawan.
Melakukan tendangan-tendangan dari luar kotak penalti juga tidak terlalu disarankan, mengingat kualitas yang dimiliki penjaga gawang Juventus, Gianluigi Buffon.
Kesabaran akan menjadi kunci bagi Barcelona --dan juga Juventus-- untuk meraih momen kunci yang mungkin hanya akan terjadi sepersekian detik dalam 90 menit pertandingan waktu normal berjalan.
Selain itu, Barcelona juga perlu menutup ruang bagi lini tengah Juventus agar mereka tidak bisa mengembangkan permainan.
Karena, tanpa sosok jenderal lapangan tengah yang siap melakukan 'pekerjaan kotor' di lini tengah, raksasa Katalonia itu akan kehilangan keseimbangan jika bola terlepas dari penguasaan.
Busquets yang diplot sebagai pemain bertahan di tengah, bukanlah pemain seperti Javier Mascherano yang siap melakukan 'pekerjaan kotor' di lini tengah. Pemain berusia 26 tahun itu, lebih merupakan tipe soft DM, yang mengandalkan kemampuan membaca permainan dan melakukan operan-operan kunci.
Di bawah asuhan Enrique, Busquets memberikan jaminan sekaligus kesempatan bagi dua rekannya, Ivan Rakitic dan Andres Iniesta, untuk lebih bermain menyerang.
Hal itu jelas berbeda dengan tipe pemain bertahan murni yang siap melakukan tekel-tekel keras dan rutin melakukan tekanan-tekanan kepada pemain lawan, seperti yang pernah diperagakan Mascherano. Selain mengandalkan kecepatan dan kesabaran, Enrique juga perlu mewanti-wanti tim asuhannya untuk menghindari permainan bola-bola atas. Para pemain Barcelona juga perlu menghindari pelanggaran-pelanggaran kecil yang dapat membuat Juventus memiliki kesempatan dari bola mati.
Pasalnya, jika bermain atau bertahan dari bola-bola atas, pemain Barcelona akan kesulitan menghadapi postur-postur tinggi Juventus.
Meski demikian, Barcelona atau Marc-Andre Ter Stegen yang akan mengawal mistar gawang Azuglrana boleh sedikit lega, karena dari 16 gol yang telah dicetak Juventus di Liga Champions ini, tak satupun dicetak lewat sundulan kepala.
Namun memainkan bola-bola atas ketika memiliki lini depan seperti trio MSN juga bukan pilihan baik bagi Enrique. Pelatih asal Spanyol itu tentu akan memilih memainkan bola kaki ke kaki, serta memperagakan sisa-sisa permainan tiki taka Barcelona dari era Pep Guardiola.
Lagipula, jika menemui kebuntuan, Enrique mungkin hanya perlu menginstruksikan pemainnya untuk mengoper bola kepada trio MSN, dan membiarkan daya magis ketiga pemain itu menentukan hasilnya.
Kombinasi penyerang yang total telah mencetak 120 gol di berbagai liga --total gol Juventus di berbagai kompetisi baru mencapai 103 gol-- kini akan mendapatkan ujian terbesar mereka musim ini. Mereka harus mampu menaklukkan juara Italia yang terkenal memiliki lini pertahanan kuat dan menjebol gawang Buffon, kiper terbaik dunia di masanya.
Bukan tidak mungkin ketiga pemain ini akan menjadi faktor kunci keberhasilan --atau kegagalan-- Barcelona merengkuh trofi Liga Champions musim ini.