Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mencabut sanksi untuk PSSI agar induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut segera terlepas dari sanksi FIFA.
"Saya mengerti kalau pemerintah menginginkan pembinaan sepak bola nasional diperbaiki dan dibenahi. Pembenahan total. Kami mengerti dan menghormati sekali," kata Agum di Istana Presiden pada Senin (8/6) seusai bertemu dua mata dengan Jokowi.
"Tetapi tentu tidak dengan cara mengamputasi PSSI. Jadi, kami menyarankan agar kita benahi persepakbolaan nasional, tapi PSSI-
nya harus aktif kembali."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah juga harus mengerti bahwa solusi akhirnya tidak bisa terus-terusan seperti ini. Harus kita cegah, kita cabut, hindari sanksi FIFA yang berketerusan."
Sebelumnya, pada Sabtu (30/5), FIFA memberikan sanksi untuk PSSI yaitu larangan bertanding bagi timnas Indonesia di turnamen internasional dan juga larangan mendapatkan bantuan dari FIFA dan dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Menurut Agum, sanksi FIFA ini hanya bisa dicabut jika surat pembekuan dari pemerintah kepada PSSI dicabut.
"Cuma itu. Karena dalam keadaan sekarang, PSSI tetap anggota FIFA. Lain halnya kalau PSSI dicoret dari keanggotaan FIFA, baru bisa dilakukan apa.. membangun kembali sepak bola di Indonesia. Tapi itupun harus inisiatif dari klub, karena yang mendirikan PSSI adalah klub-klub."
Agum juga pesimistis dengan niat Tim Transisi untuk menggulirkan kompetisi, karena, menurutnya, tidak mungkin menyelenggarakan kompetisi tidak di bawah Statuta FIFA.
Seusai bertemu dengan Jokowi, Agum sendiri yakin bahwa surat pembekuan PSSI akan dicabut, meski menurutnya Jokowi tidak mengatakan waktu pasti pencabutan sanksi tersebut.
"Saya kok yakin, karena saya rasa semuanya demi kepentingan yang lebih besar, demi kepentingan bangsa dan negara."
"Pak Jokowi [juga] kelihatan mengerti betul yang saya sampaikan, dan mudah-mudahan kita lihat realiasasinya," kata Agum.
(vws)